FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Pertarungan di Pilwalkot Makassar terkesan hanya milik dua calon. Danny Pomanto dan Munafri Arifuddin. Dua calon lainnya ibarat menunggu durian runtuh.
Konstelasi politik selama masa kampanye di Kota Makassar, memang memanas. Tidak hanya pada upaya merebut simpati masyarakat, juga sudah terjadi aksi saling lapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Akan tetapi, pertarungan yang terjadi hanya terfokus pada dua pasangan calon. Munafri Arifuddin dan Danny Pomanto. Tidak heran, dari sejumlah lembaga survei tren kedua pasangan ini tetap bergerak naik.
Pasangan calon nomor urut satu, Ramdhan Pomanto - Fatmawati Rusdi (Adama) dan pasangan nomor urut dua, Munafri Arifuddin - Rahman Bando (Appi-Rahman) selalu bersaing. Pastinya, mengacu survei yang digunakan kedua kandidat ini.
Adapun dua pasangan calon lainnya, yakni nomor urut tiga Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Dilan) dan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun (Imun) yang mendapat nomor urut empat selalu berada di posisi terendah.
Hasil ini pula yang membuat sejumlah pengamat menilai keduanya boleh jadi menunggu bola muntah. Apalagi dengan adanya sejumlah konflik yang selalu berbenturan dua paslon.
Pengamat politik Unhas, Andi Ali Armunanto menilai baik Appi maupun Danny sama-sama sudah siap bertarung. Makanya, mereka bisa menguasai panggung.
Berbeda dengan kedua pasangan calon lainnya. "Pada dasarnya mereka sebenarnya sudah bergerak masif. Tetapi, tak bisa dipungkiri apa yang mereka lakukan tak begitu meningkatkan tingkat elektoralnya," katanya.
Segala cara, kata dia, juga sudah Akan tetapi, lagi-lagi tingkat elektabilitas keduanya tak bisa terdongkrak. "Mereka sebenarnya sudah bekerja, tetapi, ya, mau diapa. Mungkin sudah begitu hasilnya," jelasnya.
Hanya saja, ia menilai, konflik yang terjadi antara kubu Danny-Fatma dan Appi-Rahman ibarat mata uang. Satu sisi menguntungkan Appi-Rahman. Begitupula sebaliknya. Bisa merugikan. Bahkan bisa menguntungkan Danny-Fatma bila mampu dikelola dengan baik.
"Pun yang kemungkinan dari perseteruan itu misalnya Danny didiskualifikasi. Maka yang diuntungkan Irman-Zunnun," bebernya.
Alasannya, karena sudah tak mungkin dukungan Danny lari ke Syamsu Rizal begitu Appi-Rahman. "Irman yang paling bisa merangkul Danny kalau melihat dari sisi partai pendukung," bebernya.
None Bertarung
Soal itu, Calon Wali Kota Makassar, Irman Yasin Limpo menepis anggapan jika programnya dianggap belum mendobrak. Program perbaikan pelayanan dasar, penanganan masalah sosial dan ekonomi utamanya dalam kondisi Pandemi coronavirus disease 2019 (covid-19) tetap menjadi fokusnya.
Salah satunya, kata dia, soal tanggungan beban masyarakat yang sudah seharusnya diambil alih pemerintah. Misalnya iuran BPJS Kesehatan, yang akan ditanggung pemerintah. “Program yang kami sampaikan semuanya jelas, dan betul-betul menjadi kebutuhan masyarakat," bebernya.
Belum Menyerah
Pun, kata mantan Kadis Pendidikan Sulsel ini, untuk agenda sosialisasi hampir setiap hari ada 11 titik yang dikunjungi. Lokasinya berpindah-pindah hanya untuk mendengar serta sosialisasi program langsung ke masyarakat. Kegiatan ini tak pernah berhenti setiap harinya.
Soal kasus dugaan politik uang yang membelit Danny, pria yang akrab disapa None ini tak ingin berkomentar. Ia tak ingin terlibat dalam mencampuri masalah kandidat lain. “Tidak ada yang namanya durian runtuh, kami fokus untuk bekerja,” bebernya.
Jubir None-Zunnun, Arvelia Arifin menambahkan jika pihaknya tak terpengaruh dengan ragam survei yang memposisikan None-Zunnun di posisi terendah. Biarlah rendah di konsultan tetapi menang di TPS. "Pihaknya punya survei sendiri yang menjadi acuan," kuncinya.
Perkuat Konsolidasi
Soal komentar pengamat, tim pemenangan Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Dilan), Fauzi Andi Wawo mengatakan, sebenarnya simpul pemenangan sudah dibentuk sejak awal. Mesin partai pemenangan sudah berjalan. Dan bila disebut tak bekerja untuk kemenangan Dilan dan menunggu keuntungan atas konflik dua calon, pihaknya menepis.
Sebab, jauh hari sebelum ditetapkan sebagai pasangan calon, semua tim sudah bergerak masif menggalang dukungan. "Kami hanya ingin bekerja dan memperkuat konsolidasi tim. Tak pusing dengan tim lain," tegasnya.
Rangkul Milenial
Utamanya di kalangan milenial, kata dia, pasalnya suara milenial ini adalah salah satu penentu pada Pilwalkot Makassar. Dan untuk memaksimalkan hal tersebut. Bahkan beberapa komunitas baik dari kalangan milenial juga sudah dibentuk. Seperti di antaranya yang diberi nama Milenial Andal (Milea).
"Di dalamnya Deng Ical dan Fadli Ananda akan membangun Balla Caradde menjadi pusat pelatihan, inkubasi, dan pendampingan usaha," tuturnya. (ful-sua/abg/fajar)