Kegembiraan Elon Musk itu ternyata tidak lama. Dalam pemilu minggu lalu (18 Oktober 2020) jagonya kalah. Yang menang adalah partainya Morales: Partai Pro Sosialis.
Yang menjadi presiden adalah tangan kanan Morales. Yakni tokoh lulusan Inggris yang dua kali menjadi menteri keuangan dan ekonomi presiden Morales. Namanya: Luis Arce.
Ia bukan suku asli seperti Morales. Ia keturunan Spanyol -—sebagaimana umumnya orang Amerika Latin. Tapi ialah arsitek pembangunan ekonomi selama Morales jadi presiden.
Selama kekuasaan Morales, kemiskinan menurun sampai 10 persen. Pertanian ia utamakan —sebagai pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri. Yang rakyat pedesaan juga menyukai adalah dilegalkannya tanaman coca. “Coca itu tidak sama dengan cocaine,” ujar Morales.
Rakyat Bolivia memang tidak bisa dipisahkan dari tanaman coca. Yang salah satunya memang menjadi bahan baku cocaine – -melalui proses pengolahan beberapa tahap. Kandungan cocaine di dalam coca hanya 0.25 persen sampai 0.77 persen.
Suatu saat, di masa lalu, coca cola juga menggunakan bahan coca —yang kemudian beralih ke bahan pengganti.
Bagi penduduk setempat coca untuk dikunyah seperti sirih di Indonesia. Hanya campurannya bukan gambir dan kapur, melainkan bahan dari tanaman quinoa.
Coca juga dipakai untuk sayur, obat, tulang patah, wanita melahirkan dan analgesik —penahan sakit.
Bolivia memang jarang diperbincangkan. Juga baru sekali ini masuk Disway.
Di tangan presiden baru Luis Arce (57 tahun) ini Bolivia kelihatannya tetap kiri —tapi kiri dalam. Ia berjanji untuk tidak akan menjadi bonekanya Morale.