FAJAR.CO.ID-- Ustaz Felix Siauw angkat bicara terkait hebohnya film pendek berjudul ‘My Flag’ garapan Nahdlatul Ulama (NU) Channel.
Dimana, ada adegan sekelompok pemuda mengenakan celana cingkrang dan pemudi mengenakan cadar ditokohkan sebagai peran antogonis, lalu dilawan. Muslimah versus muslimah, lalu cadar yang dipakai dicopot paksa.
Lewat Instagramnya, Felix Siauw mempertanyakan kesalahan perempuan muslimah, sehingga bisa dibuat adegan seakan musuh dan radikal.
“Salah mereka yang cadaran apa sih? Aku enggak pernah lihat ada muslimah bercadar yang bakar bendera merah-putih, tapi aku pernah menyaksikan bendera Rasulullah dibakar penuh kebengisan,” jelasnya.
Dia juga menegaskan tidak pernah lihat muslimah bercadar menghalang-halangi pengibaran bendera merah-putih, tapi pernah saksikan bendera Rasulullah dirampas dan direbut secara kasar.
“Aku enggak pernah tahu ada muslimah bercadar memukuli saudarinya sesama muslimah, yang pernah aku lihat, pria gempal berotot, memukuli sadis muslimah bercadar di keramaian,” lanjutnya.
Dia mengungkapkan telah menyaksikan bendera zionis berkibar di tanah syuhada, diatas darah-darah mereka yang bersyahadat.
“Kalian bisa menerima itu, tapi tak punya ruang diskusi bagi bendera bertulis syahadatain. Lalu apa yang menyebabkan kebencian bersarang di dada kalian, hingga kalian gambarkan seolah muslimah bercadar itu sangat kasar, bak teroris profesional?,” tanyanya.
Ustadz Felix heran mengapa hasad di hati mereka-mereka pembenci perempuan bercadar begitu membara, hingga menarik lepas cadar dan membuangnya dengan penuh penghinaan.
“Engkau jadikan sebuah tayangan kemenangan? Apa yang merasuki kalian hingga sangat nyaman bergaul dengan pemakai rok mini, tapi sangat sangar menanggapi mereka yang bercadar dan berjanggut? Di saat rokok dianggap ikhtilaf fiqih, tapi khilafah malah dituduh ajaran terlarang. Komunisme yang nyata membantai dianggap remeh, tapi sesama saudara muslim dihinakan, dilaporkan,” sentilnya.
“Mengapa pula kalian ikut-ikutan memaki agama, mengolok-oloknya dengan sebutan “take a beer”, mabok agama, kadrun, dan segala ungkapan yang merendahkan,” lanjutnya.
Ditegaskannya jika toleransi itu bukan omong kosong, maka saudara sesama muslim layak mendapatkan yang pertama, sebelum yang lain. Harusnya yang beriman lebih layak dihargai. “Sebodoh-bodohnya manusia, adalah yang berharap ridha manusia dengan meninggalkan ridha Allah. Sekarang lebih lagi, berharap makan dari yang kafir, dengan menjual daging saudara sendiri,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, film pendek berdurasi 8 menit itu telah tayang sejak 22 Oktober di YouTube NU CHANNEL.
Film ini bercerita tentang Merah Putih versus Radikalisme yang diperankan oleh Gus Muwaffiq dan para santri NUTALENT.
Sejatinya tak ada masalah tentang narasi film ini seandainya tidak diciderai dengan adegan pada menit-3. Ya, pada menit itu, digambarkan sekelompok pemuda/pemudi Islam memegang bendera Merah Putih beradu fisik dengan kaum muda bercelana cingkrang dan berniqab atau bercadar.
Mereka berkelahi, dan mirisnya ada momen dimana muslimah sesama muslimah berkelahi. Lalu muslimah kelompok pemegang bendera Merah Putih mencopot paksa cadar yang digunakan lawannya.
Hal inilah yang memicu kemarahan mayoritas umat Islam. Pasalnya, adegan ini seakan menjustifikasi bahwa cadar identik dengan radikalisme.
Berbagai kritikan tajam memenuhi kolom komentar di konten film yang sudah tonton ratusan ribu viewers itu.
“Fitnah buat santri, mana ada santri benci syahadatain. Mana ada santri berkelahi dengan sesama, tanpa ada rasa kasih sayang. Cinta tanah air nggak kayak gini, bikin karya nyata bukan karya nggak mutu,” kritik Renny Wahyuni.
“Masa sesama Islam dibikin berantem, adu domba banget,” tulis Edvan M Kautsar.
“Ini video pemecah belah umat Islam bro,” komen Alvi TV. (pojoksatu/fajar)