FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Massa aksi unjuk rasa mengantisipasi ada penyusup dalam gerakan yang mereka lakukan, dengan membuat sebuah tanda di tubuh para massa aksi.
Tanda itu dengan menempeli tubuh mereka, dengan sebuah potongan lakban warna kuning. Alat perekat ini sengaja dibuat, agar menjadi pembeda dengan massa lainnya yang dianggap penyusup.
"Aksi ini yang terorganisir dan disiplin dengan lakban yang kami tempeli di tubuh kami. Ini adalah salah satu cara mengindentifikasi massa," kata Humas Front Rakyat Menggugat (FRM), Fuad Hidayatullah, Rabu (28/10/2020).
Hal tersebut dilakukan setelah aparat kepolisian dari Polda Sulsel menyebut, ada penyusup yang masuk bergabung dalam aksi dan membuat kerusuhan.
Tentu aksi ini menjadi buntut atas pengesahan UU Cipta Kerja yang ditolak keras oleh kaum buruh dan kalangan mahasiswa dan aksinya disusupi oleh pihak tertentu hingga aksi unjuk rasa menjadi keruh.
"Ini (aksi) disusupi juga dengan aliansi makar. Mereka sebut makar, ini sudah melakukan perusakan tindakan pelemparan bahkan pembakaran," kata Kapolda Sulsel, Irjen Pol Merdisyam.
Hingga pada pukul 18.13 Wita saat ini, massa aksi dari kalangan mahasiswa masih memblokir dua arah arus lalu lintas di Jalan Sultan Alauddin, dengan membakar beberapa ban bekas.
Kemacetan panjang pun terjadi dan membuat para pengendara mengeluh. Bahkan ada pula yang terpaksa putar arah lalu mencari jalan alternatif lain. (Ishak/fajar)