Soal bendera bertuliskan kalimat Lailahaillallah dipakai oleh Saudi Arabia atau HTI, lanjutnya, itu urusan mereka dan bukan urusan kita sebagai bangsa Indonesia. Urusan kita adalah bendera negara ini adalah Merah Putih, sudah final. Kemudian, lanjutnya, Lailahaillallah itu Miftahul Jannah. Itu adalah kunci surga bagi kita yang beragama Islam.
"Kita (umat Islam, red) yakini bahwa itu kalimat sakti entah sedang dipakai oleh ormas apa pun atau siapa pun tidak kita masalahkan. Yang utama, kita harus hormat pada kalimat itu," tandasnya.
Dia meyakini, film My Flag bukan gambaran dari pemikiran mayoritas warga NU tetapi hanya personal yang ingin mengekspresikan ketidaksukaannya pada kelompok tertentu yang dianggap menyimpang.
Bagi Ahmad Zahro, itu hak mereka tetapi janganlah membangkitkan macan tidur atau membuka luka lama. Penayangan film itu terasa sekali ada semacam keinginan menyudutkan atau mengalahkan kelompok tertentu.
"Okelah andai kata iya, tetapi ingat bahwa kita semua yang mengaku beragama Islam punya kepentingan dengan kalimat Lailahaillallah Muhammadarrasulullah yang diaku oleh kelompok tertentu sebagai bagian dari kebanggaan organisasi mereka," tandasnya. (jpnn/fajar)