Gelar Pelatihan di Hotel Mewah, Disdik Tambah Beban Guru

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKSSAR Sebanyak 990 kepala dan wakil kepala sekolah SMA dan SMK se-Sulsel akan menggelar akan mengangikuti pelatihan Bahasa Inggris di Four Point by Sheraton. Mulai 2 November hingga 5 Desember.

Pelatihan ini digelar atas kerja sama Dinas Pendidikan Sulsel serta Yayasan Pendidikan Adihulung Nusantara (YPAN).

Yayasan yang terpusat di DI Yogyakarta ini sendiri merupakan lembaga yang ditunjuk oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (ABKASI) untuk menggelar pelatihan peningkatan kapasitas SDM.

Dari data yang dihimpun FAJAR, ada total 990 kepala dan wakil kepala SMA serta SMK negeri yang ikut pelatihan tersebut. Pelatihan dibagi dalam 10 gelombang, dimana setiap kelompok peserta akan ikut peningkatan kompetensi ini selama 3 hari.

Misalnya saja pada gelombang pertama. Untuk kabupaten Bone dan Bantaeng. Ada total 102 kepala dan wakil kepala sekolah yang ikut. Pelatihan untuk gelombang pertama tersebut dimulai Senin 2 November sampai Rabu 4 November mendatang.

Sementara untuk Makassar bersamaan dengan Pinrang yang pelatihannya digelar pada 19 November sampai 21 November mendatang. Untuk gelombang tersebut total yang akan ikut sebanyak 106 kasek dan wakasek. Pelantihan rampung pada 6 Desember.

Pelatihan ini pun diperkuat dengan surat Dinas Pendidikan Sulsel nomor 826/10752-Sekret.2/Disdik tertanggal 15 Oktober yang diteken Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Muhammad Jufri. Surat pemberitahuan kepada seluruh Ketua MKKS SMA dan SMK terkait pelatihan Profesional English Training.

Dalam surat tersebut Jufri mendukung penuh pelaksanaan kegiatan tersebut. Apalagi program ini khusus untuk kepala satuan pendidikan dan guru agar mampu menguasai Bahasa Inggris super cepat. Kemudian akan menjadi perintis English Camp di daerahnya masing-masing.

Sekretaris Dinas Pendidikan Sulsel, Hery Sumiharto mengatakan, pelatihan ini merupakan inisiasi dari YPAN yang memang menjadi lembaga khusus dari ABKASI untuk peningkatan SDM. Pihaknya pun mendukung penuh pelatihan tersebut.

Diapun mengklarifikasi jika kegiatan itu bukan merupakan agenda Dinas Pendidikan. Hanya saja, pihaknya menyelaraskan salah satu program yakni peningkatan kapasitas guru. Kebetulan, ada lembaga yang bersedia menggelarnya.

“Jadi keterlibatan kami, hanya sebagai bentuk dukungan saja. Karena bukan kami yang gelar. Itu ada lembaga pelatihannya. Tetapi kegiatan seperti ini memang penting untuk peningkatan kapasitas,” bebernya kepada FAJAR, kemarin.

Apalagi, kata dia, diklatnya merupakan pembelajaran Bahasa Inggris yang sudah seharusnya dikuasai oleh guru dan kepala sekolah. Jangan sampai saat ini siswanya justru yang lebih pintar. Guru menurutnya harus berkembang.

Dari pelatihan tersebut, setiap kepala sekolah dan wakasek tetap dibebankan biaya secara personal. Yakni Rp1,9 juta per orang. Peserta disiapkan ruang dan fasilitas pelatihan serta untuk makanan peserta selama pelatihan. Hotel yang dipilih pun fasilitasnya baik untuk kenyamanan peserta.

“Biayanya bisa dari dana BOS atau pribadi. Kan sudah ada sertifikasi. Saya juga tegaskan, ini tidak wajib. Tetapi kami tetap minta agar semua mengikuti karena dampaknya sangat bagus ke depan,” tambahnya.

Biaya pelatihan tersebut diluar dari tanggungan hotel atau penginapan. Untuk penginapan sendiri peserta membayar Rp550 ribu per malam untuk dua orang. Tetapi panitia pelatihan membolehkan jika ada peserta yang ingin menginap di rumah atau hotel lain.

Sementara salah seorang pengajar SMA yang enggan menyebut namanya mengaku menyayangkan adanya pelatihan tersebut. Menurutnya beban guru akan bertambah, apalagi intensitas kegiatan yang hanya tiga hari saja.

“Semestinya lebih baik kita difasilitasi kursus Bahasa Inggris. Itu lebih cocok ketimbang pelatihan seperti ini. Biayanya pun pasti tak jauh beda, kalau kita kursus,” tambahnya. (ful)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan