"Seluruh bagian di Pemkot, Dinas-Dinas yang berwenang harus banyak turun langsung ke masyarakat. Semua harus bekerja, kita petakan masalahnya," jelas dia.
Selain persoalan banjir, warga Kelurahan Tammua juga mengeluh terkait bantuan langsung tunai (BLT) atau bantuan sosial lainnya yang seringkali tidak tepat sasaran. Banyak warga yang justru membutuhkan bantuan tidak tersentuh karena tidal validnya data.
Appi berkomitmen, dalam 100 hari pemerintahannya kelal, pendataan warga akan diperbaiki. Tidak ada lagi pendataan warga yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Artinya tidak akan terjadi lagi saat penyaluran bantuan banyak warga yang layak mendapat bantuan, tapi justru tidak tersentuh sama sekali.
"Data ini masih simpang siur, banyak yang tidak tepat sasaran menerima bantuan. Ke depan kami akan libatkan RT/RW untuk merivisi data ini supaya warga yang berhak menerima bantuan, betul-betul menerima haknya," ungkap Appi.
Legislator Demokrat, Fatma Wahyudin yang bertindak sebagai 'tuan rumah' dalam gelaran kampanye tersebut mengemukakan, genangan banjir karena buruknya saluran air di Kelurahan Tammua sudah menjadi masalah klasik yang terus terjadi saat musim penghujan.
Untuk mengatasi banjir, jelas Fatma, yang pertama harus dilakukan adalah pengerukan drainase dulu. Satgas kebersihan harus ambil bagian dalam pengerukan itu. Ia juga akan berkoordinasi dengan pihak kelurahan, kecamatan atau Dinas PU untuk melakukan pengerukan got khususnya di wilayah Kelurahan Tammua.
"Setelah dikeruk, barulah kita akan melakukan penutupan drainase ini. Kenapa mereka menginginkan ini, karena kadang ada sampah atau material pohon yang jatuh atau ikut terbawa air kemudian menyumbat saluran. Ini yang menyebabkan banjir terjadi. Sehingga kalo drainase itu ditutup, material sampah atau pohon tidak lagi memenuhi drainase itu," tuturnya.