Ingin Merantau ke Timika, Warga Jatim Nekat Akhiri Hidup di Makassar saat Kehabisan Uang

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Hidup ini memang keras. Tidak kerja, maka tak ada yang bisa dimakan. Mungkin itu yang ada di benak Sandi Satri, 29 tahun saat hendak mencari nafkah di kampung orang.

Warga asal Kabupaten Sumenep, Jawa Timur ini mencoba mencari peruntungan di Timika, Papua. Hidupnya tidak berarti selama tinggal di kampung halamannya itu, tanpa pekerjaan yang jelas.

Pada Minggu, (15/11/2020), Sandi bersama enam orang temannya berani melangkahkan kakinya meninggalkan tanah kelahirannya itu.

Tetesan air mata pun membasahi pipi pria ini, saat meninggalkan sanak keluarga dalam batas waktu yang tak pasti demi sesuap nasi.

Berbekal pakaian dan uang seadanya, Sandi dan enam temannya beranjak meninggalkan Sumenep untuk mencari pekerjaan di Timika, Papua.

Untuk sampai di Timika, Sandi dan kawan-kawan naik pesawat dari Bandara Internasional Syamsuddin Noor Banjarmasin, dengan pesawat Lion Air, nomor penerbangan JT - 520.

Dari sana, mereka lebih dulu transit di Bandara Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan, Senin (16/11/2020). Betapa bahagianya Sandi dan temannya saat tiba di tanah Sulawesi.

Namun perjalanan belum sampai di situ. Cobaan pertama pun datang menghampiri hidup Sandri di awal perantauannya itu.

Dia kehabisan uang. Sementara enam temannya lebih dulu pergi ke Timika. Sandi pun panik. Pikirannya mulai gelisah.

Tak ada yang bisa membantu. Orang di sekitarnya tak tahu kondisi darurat Sandi, yang kehabisan uang di bandara.

Sandi sempat terisak di tempatnya duduk. Dia termenung. Entah apa lagi yang dia bisa perbuat di tengah kondisi sulitnya itu. Sandi pun depresi dan memilih mengakhiri hidupnya.

"Sandi melakukan percobaan bunuh diri dengan cara menggorok lehernya menggunakan pecahan dari gelas di area loading dock," kata Humas Bandara Sultan Hasanuddin, Iwan Risdianto, Senin (16/11/2020).

Menurut Iwan, depresi yang dialami Sandi membuat ia nekat bunuh diri. Korban kehabisan uang saat hendak berangkat untuk merantau di Timika. Sementara temannya lebih dulu berangkat ke sana.

Akibat aksi yang dilakukan Sandi, dia mengalami luka goresan di bagian leher sedalam 10 meter, usai menggorok lehernya sendiri memakai pecahan kaca.

Beruntung aksi nekat Sandi dilihat oleh penumpang pesawat lain, dan melapor ke petugas bandara lalu membawa korban yang kritis dan bersimbah darah, ke rumah sakit terdekat.

"Sudah ada di rumah sakit. Sandi Satrinya sudah sadar operasi. Juga dapat berkomunikasi," tambah Iwan saat dikonfirmasi.

Pihak internal bandara sendiri masih melakukan koordinasi, soal nasib Sandi yang kehabisan uang saat hendak merantau untuk mencari uang di Timika, Papua. (Ishak/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan