FAJAR.CO.ID, PASANGKAYU - Tanaman porang kini mulai menjadi primadona petani di Sulawesi Barat (Sulbar). Ratusan petani telah bergabung dalam Perkumpulan Petani Penggiat Porang (PPPN) dari enam kabupaten Se-Sulbar.
Ketua DPW PPPN Sulbar, Rayu mengatakan, tanaman porang memiliki daya tarik tersendiri dengan nilai ekonomis tinggi. Apalagi saat ini sudah ada 12 pabrik pengolahan porang di Sulbar. Salah satunya ada di daerah Suppa, Pinrang.
Anggota DPRD Sulbar dari PDIP ini sendiri telah menanam porang di kampungnya di Pasangkayu. Lahan seluas tujuh hektare yang selama ini hanya ditanami jagung kini sudah diisi oleh tanaman yang dikenal dengan nama iles-iles dan termasuk ke dalam spesies amorphophallus muelleri ini.
"Kenal Porang sejak lama, sejak dua sampai tiga tahun lalu. Tetapi Maret 2020 mulai menanam di lahan tujuh hektare dan sekarang sudah berbuah namun masih kecil. Februari 2021 rencana dipanen 1,5 hektare sudah bisa naik tiga sampai lima kilogram (per umbi). Baru lima bulan kemarin, satu pohon sudah ada naik 5,5 kilogram," katanya, Senin, 23 November.
Dia memprediksi, dari harga saat ini dalam satu hektare bisa menghasilkan miliaran rupiah. Estimasinya, dari katak atau bulbil porang ditanam dalam jarak 30x80 centimeter, berarti dalam satu hektare ada 40 ribu pohon. "Kalau rata-rata naik empat kilogram dalam dua tahun, bisa menghasilkan umbi 120 ton. Kalau dirupiahkan dengan harga saat ini Rp12 ribu perkilogram artinya Rp1,2 miliar dalam satu hektare," katanya.
Sedangkan, untuk panen umbi dilakukan dalam waktu minimal dua tahun yang beratnya sudah mencapai 3-4 kilogram. Panen umbi ini sendiri bisa menghasilkan 1,5 miliar dalam satu hektarenya. Untuk modalnya memang cukup fantastis, satu hektare modal bibit sampai Rp90 juta.