Awalnya, Farid diajarkan untuk berlajar atau mengikuti kursus piano, namun responsnya memberi jawaban bahwa Farid tidak menyukai alat musik piano.
"Farid kurang merespons, kurang senang kursus piano. Makanya saya alihkan ke drum, di situ saya lihat dia senang dengan drum," kata Ira.
Sebagai orang tua, tentu ingin melihat anaknya bahagia, salah satunya dengan mengikuti keinginan Farid untuk menyediakan alat musik di rumah sehingga anaknya bisa belajar sendiri
Hingga kini Farid yang terus mengasah kemampuannya selama 4 tahun membawanya menuju gerbang kreativitas seni dan kreativitas seni dan bisa membangun kepercayaan dirinya.
"Kebanyakan belajar sendiri. Di tempat kursusnya hanya buka 1 kali 1 Minggu, dan itu pun hanya 1 jam," beber Ira.
Selama bermain drum, Ira bercerita bahwa Farid terlihat tidak memiliki kendala berarti. Farid justru semakin nyaman dengan mencari lagu sendiri dan belajar otodidak di rumah. Ia pun mencari lagu sendiri dan belajar otodidak di rumah.
Farid kini telah bersahabat dengan alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul itu. Farid menganggap bermain drum menjadi makanan sehari-harinya, yang jika tanpa dimainkan, rasanya ada yang kurang.
Ira berharap, pemeritah bisa memberi dukungan terhadap anak berkebutuhan khusus agar mampu mengembangkan bakatnya.
"Tak hanya tampil di sekolah, tapi juga mendapat ruang dan panggung untuk tampil dan berbaur dengan masyarakat," pungkasnya. (Anti/yus/fajar)