"Dengan melihat hal tersebut, dapat saja masyarakat yang belum menetapkan pilihan kemudian menjadikannya sebagai alasan untuk menetapkan pilihan," kunci Sukri.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga ramai-ramai mengalihkan dukungan karena alasan program logis dan lebih terukur untuk direalisasikan.
Misalnya warga RW 05 Kelurahan Mallimongan Tua, Kecamatan Wajo mengambil sikap inginkan pemimpin baru di kota Makassar. Dikomandoi Usman Tampa (85) Ketua RW 05 Kelurahan Mallimongan Tua, menyerukan warga di wilayahnya untuk tidak golput di pesta demokrasi tahun ini.
Warga RW 05 di pihak kotak kosong saat Pilkada 2018 lalu. Namun sekarang warga inginkan pembaharuan dan memantapkan pilihan di Appi-Rahman.
Demikian pula yang diputuskan Prof Tajuddin Malik, Guru Besar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) LPI Makassar. Dengan pengaruhnya yang cukup besar, kala itu ia merupakan penggerak untuk kemenangan kotak kosong. Kini Appi-Rahman dengan tagline Makassar Bangkit-nya membuatnya kepincut.
Masa pandemi secara nyata telah meluluhlantakkan perekonomian dunia tak terkecuali di Makassar. Ia menyebut program Appi-Rahman nyata adanya. Bukan sekedar jargon belaka.
"Dulu kami pilih kotak kosong karena ada isu jika Pak Appi terpilih maka yang namanya barasanji dan lain sebagainya itu akan dilarang. Tapi setelah mencermati sekarang, saya pikir Pak Appi ini orangnya terbuka, plural dan mengedepankan persatuan tanpa membeda-bedakan golongan," beber Prof Tajuddin Malik. (endra/fajar)