"Ada isu-isu didengar tapi tidak ada bukti yang menguatkan. Ada dulu yang bilang di sebelah sana, diancam begitu, tapi pas saya ke sana buktinya tidak ada, sehingga tidak bisa diproses," kata Irfan.
Bahkan kata dia, pernah terjadi dekat rumahnya. Namun lagi-lagi bukti politisasi itu tidak ada sehingga dirinya tidak bisa melanjutkan prosesnya.
"Saya bilang kalau memang ada intimidasi seperti itu maka berikan bukti. Yang susah ini karena masyarakat tidak bisa membuktikan. Pernah ada di depan rumah saya, saya ajak ngobrol tapi tidak mau bicara. Saya bilang mana buktinya, karena itu semua harus ada bukti. Kalau melapor harus ada bukti karena begitu prosesnya," jelas Irfan lagi.
Pihaknya kini terus melakukan edukasi politik di Pulau Kulambing untuk meminimalkan kampanye hitam di desanya.
Pada kesempatan itu, Anir menyampaikan program unggulan untuk kesejahteraan rumah tangga.
"Syarat kalau mau ki terima program Rp10 Juta per KK, ya harus kasih duduk Anir-Lutfi, karena ini program kami. Jangan ki harap program ini ke calon lain karena beda programnya," pungkasnya.
Selain kampanye di Pulau Kulambing, Anir dan tim juga mengunjungi Pulau Saugi untuk bersosialisasi. Di sela-sela tatap muka, paslon dengan tagline Pangkep Sejahtera ini menyerahkan Kartu Penerima Program Prioritas Nomor Urut 4 atau KP-4 kepada warga sebagai bentuk keseriusan Anir-Lutfi dalam merealisasikan program kerjanya. (rilis tim Anir-Lutfi)