Cerita Petugas Peternakan Kecamatan di Sinjai Bermalam di Rumah Warga Demi Pelayanan Maksimal

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, SINJAI -- Tak kenal lelah memberi pelayanan maksimal. Bahkan, kerap bermalam di rumah warga demi menjalankan tugas sebagai Petugas Peternakan Kecamatan (PPK).

Aktivitas itu dijalani oleh Kaharuddin, PPK Sinjai Selatan. Bersentuhan langsung dengan ternak menjadi kebiasaan sehari-harinya sejak tahun 1999 silam.

Saat itu, dia menjadi perpanjangan tangan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) yang bertugas di Kecamatan Tellu Limpoe. Namun pada tahun 2010 dia pindah tugas ke Kecamatan Sinjai Selatan hingga saat ini.

Kahar sapaan karibnya bertutur, berbagai suka dan duka telah ia jalani selama memberi pelayanan kepada warga. Selaku paramedis pemeriksaan ternak, ia harus selalu siap ketika dihubungi oleh peternak.

Meski larut malam, dia tetap bergegas ketika dibutuhkan. Misalnya, ketika ada laporan sapi sakit atau mati mendadak. Dia harus mengambil tindakan agar penyakit tidak menular ke sapi lainnya.

"Pasti saya dihubungi kalau wilayah Sinjai Selatan dan pasti saya akan ke lapangan walaupun tengah malam, kalau ada masalah pasti kami bertanggung jawab karena itu tugas kami," tutur Kahar, Sabtu (26/11/2020).

Selain itu, dia juga kerap bermalam di rumah warga. Apalagi ketika ada induk sapi bali yang hendak melahirkan pedet (anak sapi) hasil Inseminasi Buatan.

"Tudak ada jadwal jam kerja kami, jika dibutuhkan pasti kami turun meski tengah malah, ada kepuasan tersendiri jika mampu menyelesaikan tugas dengan baik," ucap dia.

Kahar juga harus mengatur jadwal khusus untuk memberi pelayanan kesehatan terhadap hewan. Mulai dari melakukan vaksinasi agar sapi terhindar dari penyakit, hingga pemberian vitamin, dan obat cacing agar sapi bisa berisi atau gemuk.

Bukan hanya itu, dia juga intens menjalankan program kartunisasi sapi. Melalui program ini, bisa memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sinjai. Termasuk melakukan pendaftaran asuransi sapi dengan mendatangi rumah peternak.

Kendati demikian, dalam menjalankan tugasnya, ia berkoordinasi dengan beberapa petugas peternakan lainnya. Baik inseminator, petugas kebuntingan, dan penyuluh.

"Satu kali kami turun langsung semua elemen memberi pelayanan, insemnator maju jika ada sapi mau dimasukkan IB, petugas kebuntingan memriksa kehamilan ternak, dan penyuluh memberi edukasi," ungkapnya.

Kahar mengaku, semua upaya itu dilakukan karena ingin membantu pemerintah dalam meningkatkan populasi sapi di Sinjai. Termasuk membantu masyarakat dalam meingkatkan pendapatannya.

Oleh karena itu, upaya Bupati Sinjai, Andi Seto Asapa (ASA) untuk menjadikan Sinjai sebagai sentra peternakan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sangat tepat. Sebab, investasi ini paling menjanjikan.

Masyarakat bisa membangun rumah, membeli kendaraan, sekolahkan dan nikahkan anak dari hasil jual beli sapi. "Makanya masyarakat banyak datang kalau ada penyuluhan atau pelayanan kesehatan hewan dibandingkan pelayanan kesehatan masyarakat karena peternakan menjanjikan," kuncinya. (sir)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan