FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Pengurus dan laskar Front Pembela Islam (FPI) Sulsel menyampaikan aspirasi mereka di DPRD Sulsel, Selasa (8/12/2020) terkait penembakan 6 laskar FPI di Jakarta.
Wakil Ketua FPI Sulsel, Faisal Silenan, mengatakan pemerintah tak seharusnya fokus berpolemik dengan FPI dan Habib Rizieq Shihab. Sebab, masalah disintegrasi bangsa seperti yang terjadi di Papua jauh lebih penting diselesaikan.
"Ini persoalan biasa dibanding disintegrasi bangsa. Termasuk Papua itu, lima hingga enam tahun lalu sudah didengungkan oleh HRS. Bahkan salah satu buletin Al Islam, sudah menulis, hati -hati dengan disintegrasi Papua," katanya, Selasa (8/12/2020).
"Olehnya itu sangat luar biasa tadi yang disampaikan legislator dari Gerindra tadi yang mengatakan, persoalan ini kecil dibandingkan disintegrasi bangsa Papua," sambung dia kepada wartawan, di Kantor DPRD Sulsel.
Persoalan tersebut yang harusnya serius dihadapi. Bukan justru menembak enam Laskar FPI hingga tewas saat mengawal Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab (HRS).
Apalagi, lanjut dia, HRS dianggap orang yang tak memiliki kesalahan. Faisal menyebut, justru HRS yang dicari letak kesalahannya.
"Kenapa tidak dihadapi itu? Itu sudah jelas memerdekakan Papua. Itu semua bendera Bintang Kejora dikibarkan. Itu jauh lebih teroris. Itu melawan pemerintah yang sah," pungkasnya.
"HRS ada tidak? Tidak ada. Ada orang salah tapi tidak dicari, dan ada orang dicari kesalahannya," terangnya.
Namun pada dasarnya, penembakan yang terjadi pada Senin pagi kemarin membuat FPI Sulsel geram. Mereka pun mendatangi anggota DPRD Sulsel.
Dalam aspirasinya kepada wakil rakyat di sana, sempat terjadi isak tangis oleh salah seorang perempuan di depan puluhan massa dan legislator.
Beberapa kali juga, ibu itu mengepalkan tangannya dan mengucapkan takbir atas peristiwa itu.
Baginya, peristiwa penembakan terhadap kader FPI, membuat mereka berduka dan meminta pemerintah bertindak tegas.
"Kami nyatakan kesedihan dan duka atas peristiwa pembunuhan ini. Kami seluruh umat dan warga Makassar berdoa semoga mereka menjadi korban tercatat sebagai syuhada di jalan Allah," tulis massa aksi, dalam pernyataan sikapnya. (Ishak/fajar)