Cerita IN, Korban Dugaan Perdagangan Manusia yang Awalnya Dijanji Pekerjaan Bergaji Besar

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Kasus perdagangan manusia di Makassar jadi masalah serius. IN, 17 tahun nyaris jadi korban, usai dijanjikan pekerjaan dengan yang gaji besar di Maluku.

Iming-iming itu mulai terlihat ganjal setelah warga Kecamatan Tallo itu, mendengar percakapan orang yang akan menerbangkan dirinya ke Maluku, bernama Lia.

IN mendengar ada yang memesan dirinya melalui Lia dengan tarif yang telah ditentukan. Berselang beberapa lama, IN pun kabur.

Dia berhasil meloloskan diri dari sebuah wisma yang tak jauh dari Bandara Sultan Hasanuddin, pada 7 Desember 2020 dan telah melapor ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Makassar.

Kerabat korban, Lukman Hakim masih punya cerita di balik peristiwa yang nyaris menimpa IN yang masih awam.

Kata dia, pasca IN melapor, pelaku Lia sempat mengancam korban untuk mengembalikan seluruh uang yang selama ini dibelikan makan, minum, dan uang tiket pesawat untuk keberangkatan IN di Maluku menjadi PSK.

Total uang uang yang mesti dikembalikan senilai Rp6 juta rupiah kepada Lia dan teman-temannya yang terlibat dalam aksinya itu.

"Lalu keluarga kurang mampu kan. Diancam juga untuk tidak melapor ke polisi," kata Lukman saat dikonfirmasi, Senin (14/12/2020).

"Karena sudah diancam nyawa juga. Makanya saya mengadu ke P2TP2A agar didampingi secara hukum. Lengkap saya bawa bukti-buktinya," sambung dia.

Belum ada perkembangan terbaru dari Sat Reskrim Polrestabes Makassar. Namun pada intinya, mereka sedang melakukan pengejaran.

Awalnya, gadis asal Kecamatan Tallo ini sedang cekcok dengan keluarganya pada November 2020.

Agar suasana rumah tak semakin keruh, IN pun kabur dan memilih tinggal di rumah temannya di Kecamatan Bontoala berinisial AS, dan menceritakan masalahnya dalam rumahnya kepada temannya itu.

Selama tinggal bersama AS di Bontoala, IN mulai kehabisan uang. Ponsel miliknya pun dijual untuk menutupi segala kebutuhan sehari-harinya.

"Ponsel IN mau dijual kepada teman AS bernama Firsah. IN pun diajak ke tempat karaoke dikasih makan. Ponselnya hanya digadai sama Firsah untuk kebutuhan hidup IN selama kabur dari rumah," kata Lukman.

Akal licik Firsah pun datang. Dia menawari IN pekerjaan dengan gaji yang tinggi. Dia menawarkan IN jadi pemandu lagu di Maluku. Namun ditolak.

"Dikasih waktu berpikir. Firsah ini bilang tugasnya bukan melayani pelanggan seperti Pekerja Seks Komersial (PSK) atau dibooking begitu. Akhirnya korban ini setuju, dengan catatan, tugasnya hanya menemani menyanyi," jelas Lukman yang mengikuti perkataan Firsah, berdasarkan cerita IN.

Setelah itu, IN pun dikenalkan oleh seorang wanita bernama Nurul dan memberikan fasilitas berupa makan, minum, pakaian, dan uang saku kepada IN selama kabur dari rumahnya.

"Di situ IN dikasih tahu lokasi tempatnya akan bekerja sebagai pemandu tamu karaoke, di Kota Dobo, Maluku dengan gaji besar. Syaratnya, IN tidak boleh kasih tahu keluarganya. Semua administrasi diurus Nurul," ungkap Lukman.

Lalu pada 7 Desember 2020 pukul 17.00 Wita di sebuah wisma di dekat Bandara Sultan Hasanuddin, IN dikenalkan dengan wanita bernama Lia.

Lia pun memfasilitasi segala kebutuhan serta mengganti KTP milik IN untuk diberangkatkan ke Maluku menjadi pemandu lagu.

"Di wisma itu, ada beberapa perempuan lain yang diduga korban yang sama seperti IN," ucap Lukman.

Lia pun memberikan pakaian minim kepada IN dan perempuan lain tadi. IN curiga karena pekerjaan pemandu lagu tak mesti berpakaian minim dan ketat.

IN pun yakin, dia akan dijadikan PSK di Maluku. Itulah sebabnya, dia diuruskan segala administrasinya untuk berangkat ke daerah timur Indonesia itu. IN juga mendengar percakapan aneh dari mulut Lia.

"Ada bahasa Rp15 Juta, kalau tiba di Dobo tapi harus layani laki-laki. Di situ marah. Ini Lia bilang kenapa ko tidak mau dibooking, ini saja baru foto sudah ditawari Rp15 Juta," jelas Lukman. (Ishak/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan