Dan di balik tiga optimisme itu –SWF, nikel, dan vaksin– adalah sikap DPR. Yang nyaris tanpa oposisi. Apa pun yang diinginkan pemerintah lolos di DPR –seperti benar-benar tutup mata.
Tidak ada oposisi yang kuat atas Omnibus Law –payung besar untuk pembentukan SWF. Juga tidak ada oposisi yang berarti atas UU Pandemi. Yang menjadi payung bagi segala langkah cepat pemerintah di bidang penyediaan uang. Termasuk untuk pengadaan vaksin.
Heboh-heboh tenaga kerja asing di Morowali juga tidak sampai bergema di Senayan. Semuanya mulus, lancar, dan licin.
Maka para pemilik uang seperti sudah bisa memastikan: akhir tahun depan keadaan akan normal kembali. Ibarat ikut lomba lari maraton garis finisnya sudah tampak. September tahun depan ekonomi mulai bergerak.
Pilihannya dua: didahului atau mendahului.
Semangat “didahului atau mendahului” itulah yang membuat harga-harga saham naik begitu fantastis.
Mereka sebenarnya tahu riil energi mereka sedang dan sudah terkuras. Tapi semangat ”mendahului atau didahului” itu mengalahkan penurunan energi.
Para pemilik uang pun paling bersemangat mencapai garis finis itu –kalau bisa menjadi yang pertama. Setidaknya di kelompok yang finis duluan.
Apakah mereka benar-benar bisa segera mencapai garis finis?
Tentu. Ancamannya hanya satu: kalau garis finis itu tiba-tiba diubah ke tempat yang lebih jauh.
Tapi, garis finis SWF kelihatannya tidak akan bisa dimundurkan. Pemerintah terus melangkah menuju realisasi. Beberapa PP (peraturan pemerintah) sudah diterbitkan minggu lalu. Saya akan menuliskannya secara khusus besok atau lusa. Dari pada menulis soal Trump melulu –kata pembaca Disway.(*)