FAJAR.CO.ID, SURABAYA --Tresno jalaran soko ngglibet. Diglibeti Sephia setiap hari, Donwori akhirnya takluk juga. Istri setia di rumah pun dilupakan.
Sephia, 31, ini teman sekantor Donwori, 30. Mereka sudah biasa bertemu. Enam hari seminggu, 26 hari dalam sebulan, 8-15 jam dalam satu hari. Bahkan, kadang bisa sampai 24 jam lebih dalam sehari.
Intensitas pertemuan dengan Sephia, lama kelamaan mengalahkan waktu Donwori bersama istrinya, Karin, 29. Sampai akhirnya benih-benih cinta yang salah tempat, tumbuh di hati Sephia dan Donwori.
Singkat katanya, Donwori akhirnya menjalin hubungan terlarang dengan Sephia. Hingga dua tahun lamanya tanpa Karin curiga atau tahu sama sekali. “Sudah tak dedes (desak, Red), ngakunya karena saya kurang memuaskan. Makanya ia selingkuh dengan Sephia,” kata Karin bercerita tentang alasan suaminya nglirik dan akhirnya takluk di kaki Sephia.
Karin meyakini jawaban suaminya itu hanyalah alasan semata. Alasan pembenaran Donwori selingkuh dengan Sephia. “Emboh opo sing kurang soko aku, mentolo temenan, kok,” lanjutnya.
Karin sudah berusaha menyelesaikan perselingkuhan Donwori dengan baik-baik. Tapi, tetap tidak ada solusi. Donwori tidak pernah bisa meninggalkan Sephia. “Ia benar-benar sudah menyakiti hati saya, mengkhianati sumpahnya sendiri lima tahun lalu,” lanjutnya.
Awal mula Karin tahu perselingkuhan itu karena suaminya sering pamit pulang malam. Seminggu bisa dua-tiga kali pulang di atas jam 21.00. Padahal, jam kantor hanya sampai pukul 17.00. Seharusnya Donwori sudah bisa nyampek rumah antara pukul 19.00-20.00. Itupun sudah ples mampir ngopi yang lazim dilakukan Donwori sejak zaman bujangan. “Lha kok ini nyampe rumah bisa sampek jam 23.00,” ungkapnya.
Donwori juga sering pamit tugas luar kota. Padahal secara logika, sebagai tenaga bagian pajak, ia paling minim dapat tugas ke luar kantor.
Karena terus-terusan pulang malam dan pamit tugas luar kota, Karin inisiatif tanya ke teman sekantor Donwori yang ia kenal. Jawabannya mengejutkan. “Atasan Mas Wori tidak pernah memberi tugas luar kota. Mas Wori juga selalu pulang lebih dulu dari pimpinannya. Lantas, ke mana selama ini?” tanya Karin, entah ditujukan pada siapa.
Karin pun menemukan jawabannya dari teman sekantor Donwori yang lain. Rupanya Donwori sering nge-date berdua dengan Karin. Bahkan sampai ke luar kota dan menginap. “Dua tahun saya dibujuki,” tandasnya nyaris ada air mata keluar dari dua sudut matanya.
Selanjutnya, Karin sudah tak mau lagi cerita tentang penyelewengan Donwori. Ia lebih memilih bercerita tentang keinginannya setelah nanti majelis hakim Pengadilan Agama (PA) Klas IA Surabaya menyetujui gugatan cerainya. ”Saya akan mencari kerja. Hidup mandiri dan menciptakan bahagia bagi diri sendiri,” yakinnya. Setuju, Mbak Karin. Bahagia kita yang menentukan. (*/opi)
(sb/gin/jay/JPR)