Satgas Penanganan Covid-19: Gowa Rawan ke Zona Merah

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR- Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) berpotensi memicu lonjakan kasus Covid-19. Pemda diminta lebih waspada dan serius.

Sesuai data peta zonasi risiko Covid-19 per 20 Desember, tak ada logi zona hijau di Sulsel. Mayoritas kabupaten/kota berada di zona oranye. Kecuali Pinrang dan Tana Toraja di zona kuning dan Palopo yang justru masuk zona merah.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan pemda diminta lebih serius melakukan pengendalian. Apalagi, ada tren lonjakan kasus belakangan. Menurutnya ada 28 kabupaten/kota di zona oranye yang sudah hampir masuk zona merah.

“Tersebar di berbagai provinsi. Ada Gowa di Sulawesi Selatan yang masuk zona oranye skornya sudah mendekati zona merah,” ungkapnya, kemarin.

Kata dia, kepala daerah dan masyarakat harus benar-benar serius menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Zonasi risikonya yang sudah mendekati zona merah menandakan kondisi makin memburuk.

“Sedikit saja pemimpin dan masyarakatnya lengah, maka minggu depan bisa saja sudah masuk zona merah. Ini artinya kalau masuk zona merah, maka semakin banyak masyarakat terancam keselamatannya,” tuturnya.

Menurut Wiku, mestinya pemda dan masyarakat sudah bisa belajar dari situasi sebelumnya. Saat ini, ada libur Nataru yang harus diwaspadai. Libur panjang sebelumnya sudah memicu adanya lonjakan kasus.

“Makanya kita lakukan pengetatan mobilitas warga dengan regulasi wajib swab antigen dan swab PCR. Pemda kami minta mengantisipasi pemudik,” jelasnya.

Pemerintah, lanjutnya, meminta pelaku usaha sektor pariwisata bisa memahami regulasi ini karena kondisi masih pandemi. Termasuk pemerintah sudah melarang WNA asal Inggris masuk ke Indonesia. Ini menyusul adanya temuan varian virus baru korona.

“Jadi WNA asal Inggris baik penerbangan langsung maupun transit dari negara lain mau ke Indonesia kita larang dahulu. Sementara untuk kedatangan internasional lain wajib mengantongi hasil tes PCR negatif,” bebernya.

Mutasi Korona

Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro menambahkan mutasi merupakan cara virus beradaptasi. Otoritas Inggris mengumumkan ada varian baru. Ini ditemukan akhir September lalu sebenarnya.

“Diikuti dengan peningkatan cepat varian sama. Sebagian besar kasus Covid-19 dengan varian ini sudah diidentifikasi pada orang di bawah usia 60 tahun,” jelasnya.

Menurutnya, Inggris sangat wajar menemukan kasus mutasi virus korona karena punya fasilitas terbaik di dunia. Dugaan mutasi serupa tetapi tidak identik juga ditemukan di Afrika Selatan dan Australia. Varian baru ini mengganggu akurasi mesin PCR karena mengaburkan deteksi gen S.

“Varian baru ini diduga lebih transimissible atau penularannya lebih cepat. Namun, belum ada bukti bisa menyebabkan tingkat keparahan lebih tinggi dan juga belum ada bukti menyebabkan kematian lebih tinggi,” tukasnya. (fik/zuk)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan