Minim Literasi soal Kesehatan untuk Memutus Mata Rantai Penularan Covid-19, Ini Penjelasan Ketua Epidemologi Sulsel

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID,MAKASSAR-- Di akhir tahun 2020, tugas pemerintah dan masyarakat kian berat yakni dengan bersama-sama memutus rantai penularan Covid-19. Hingga kini, angka kasus positif Covid-19 terus mengalami peningkatan.

Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya tingkat literasi soal kesehatan masih minim. Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Sulsel, Ridwan Amiruddin membenarkan hal tersebut.

Menurutnya, masyarakat mudah mempercayai berita-berita hoax, kritis, temperamental dengan lokus kontrol yang rendah.

"Ini ciri masyarakat menengah ke bawah yang dominan. Sehingga, edukasi mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak tidak diperdulikan," kata Ridwan.

Selain itu, Ridwan yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Persakmi atau Organisasi Profesi Tenaga Kesehatan Masyarakat Indonesia itu menilai, bahwa karakter penduduk juga masih sulit untuk berperilaku disiplin.

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa evaluasi program mitigasi multisektor yang relatif berhasil hingga September, cenderung mengendorkan protokol kesehatan.

Sehingga dampaknya, titik balik kasus bertumbuh tak terkendali dengan pemicu utama Pilkada, pesta, pembukaan pusat-pusat bisnis dan kegiatan sosial lainnya. Sebagai respons dari kebijakan pemerintas terkait Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

"Kondisi ini yang menjadi pemicu Covid-19 di berbagai wilayah bertumbuh secara eksponensial dan mengkhawatirkan," bebernya, Senin (28/12/2020).

Bahkan ketidakjelasan peta yang dijadikan sebagai petunjuk arah atau roadmap pengendalian Covid-19 ikut turut andil dalam meningkatkan kasus Covid-19.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan