Ni’matullah: Penanganan Jenazah Covid-19 Model WHO di Luar Logika Normal

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Virus Corona telah menginfeksi ratusan ribu orang di Indonesia. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, kasus positif bertambah 8.002 pada Rabu (30/12/2020).

Sehingga, total kasus positif mencapai 735.124. Jumlah pasien yang meninggal akibat terpapar virus ini pun terus bertambah, mencapai angka 21.944.

Ironisnya, di tengah kondisi ini justru terus bermunculan penolakan warga terhadap pemakaman jenazah penderita Covid-19. Tak heran, masyarakat menganggap situasi ini seperti layaknya teror menakutkan.

Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Ni'matullah, melontarkan kritik tajamnya terkait protokol penanganan jenazah Covid-19 yang dianggapnya di luar logika normal. Ia menilai dalam hal penanganan jenazah Covid-19, pemerintah mengikuti perintah WHO tanpa verifikasi. Mengapa demikian?

"Sejak 5 bulan lalu sudah saya suarakan termasuk di media sosial soal protokol penanganan jenazah Covid-19. Saya katakan, pemerintah ikuti instruksi WHO tanpa verifikasi," ujar Ni'matullah kepada fajar.co.id, saat ditemui di Gedung DPRD Sulsel, Makassar, Rabu (30/12/2020).

Contoh soal penanganan jenazah Covid-19 di Indonesia yang mengikuti instruksi WHO. Menurutnya, itu teror bagi rakyat. Orang sakit tidak mau ke rumah sakit karena takut di covid-kan. Karena kalau meninggal dia tidak akan ketemu lagi dengan keluarganya. Padahal untuk memverifikasi itu sebenarnya merupakan pekerjaan mudah.

"Jika memang dokter peka, begitu orang itu meninggal ambil dropletnya atau cairan liurnya lalu simpan di laboratorium. Dua jam kemudian ambil lagi cairan tubuhnya. Kemudian itu diteliti, berapa jam virus itu aktif ketika orang sudah meninggal," gumamnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan