Oleh: Dito Anurogo
"Seringlah mengingat Allah, berani berkorban di jalanNya, khusyu', dan istiqomah. Ini semua adalah 'rahasia' agar kita senantiasa mendapatkan cintaNya," papar Iwan Santosa dalam Kajian Rutin IMSA-TMU (Indonesian Muslim Student Association - Taipei Medical University), Jumat, 8 Januari 2021 di ruang 2102, Instructional/Teaching Building, TMU, Taipei, Taiwan.
Gubernur Formmit Utaratu itu juga menjelaskan konsep cinta kepada Allah SWT. "Logika cinta itu mudah dan sederhana. Kalau kita mencintai seseorang, maka tentunya kita akan sering mengingatnya. Demikian pula kecintaan kita kepada Allah. Kalaulah kita mencintaiNya, sudah pasti kita akan sering mengingatNya.
Pikiran kita akan selalu tertuju kepadaNya di manapun kita berada. Hati kita akan senantiasa berzikir kepada Allah SWT. Kecintaan kita kepada Allah SWT dapat bermanifestasi dalam hati, ucapan, perbuatan, perilaku di kehidupan," jelas mahasiswa PhD Manajemen Informasi NTUST Taiwan.
Pada hakikatnya, Allah SWT itu lebih dekat dengan urat leher. Sehingga kecintaan kita kepada Allah akan berbuah keajaiban di dalam kehidupan. Misalnya saja, Allah akan mendatangkan malaikat dalam bentuk teman kita atau berbagai kemudahan lainnya di keseharian.
Adapun tentang pengorbanan, konsepnya adalah berani dan mau berkorban di jalan Allah. Kita beribadah dengan totalitas hati dan jasad fisik. Jadi harus menjadi satu kesatuan. Kuncinya adalah menyatunya antara hati, pikiran, dan perbuatan. Contohnya khusyu saat sholat. Yang terpenting, hati itu yang utama. Sebab semua perbuatan itu dinilai dari niatnya. Niat seseorang bermula dari hatinya.