Romo Getsemani

  • Bagikan
Dahlan Iskan - Disway

Di Surabaya abu itu disemayamkan di sebuah rumah Jalan Mojopahit. Itulah kantor komunitas Santo Michael.

Bahwa kemudian Kamis hari ini abu diperjalankan ke Batu juga ada ceritanya. Di situlah, di lereng gunung itu, Romo Halim punya inisiatif membangun Taman Getsemani.

Nama taman itu diambil dari kisah kerasulan. Di sebuah lereng gunung di Jerusalem terdapat sebuah taman. Namanya Taman Getsemani. Di situlah dipercaya Jesus berdoa untuk terakhir kalinya. Sebelum disalib.

Taman Getsemani di Batu itu sudah jadi. Ada yang mengira itulah taman ”rumah abu”. Agar semua Romo yang meninggal abunya disimpan di situ. Begitulah media sosial berspekulasi secara luas. Bahkan, disebut di medsos, di Taman Getsemani itulah abu Romo Halim akan disimpan abadi.

“Beliau yang punya ide, ternyata abu beliau yang pertama disimpan di situ”. Begitu kata medsos.

Sebenarnya tidak begitu. Saya bertemu dengan pengusaha real estate Sidoarjo. Yang juga anggota Tulang Rusuk. Namanya: Johanes Tjandra.

Empat tahun lalu Tjandra ziarah ke Israel. Bersama 50 orang lainnya. Dari seluruh Indonesia. Romo Jusuf Halim-lah yang memimpin ziarah itu.

Selama 15 hari ziarah, Tjandra menjadi akrab dengan Romo Halim. Ia semakin kagum pada karisma Romo itu.

Saat itulah lahir ide Romo Halim untuk membangun Taman Getsemani di Batu. Tjandra yang diminta membangun.

Taman itu berlokasi di sebuah vila seluas 1 hektare. Nama vilanya: DOMUS ARNOLDUS.

Di dalam kota Batu yang dingin. Di lokasi itu sudah ada vila besar. Terdiri dari 20-an kamar.

Di villa besar itulah para pastor yang sudah purna tugas menghabiskan masa tua. Ada yang sampai meninggal dunia. Ada yang hanya sementara –kemudian dijemput keluarga.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan