Beberapa anggota DPR dari Republik mendukung Greene. Pun sampai mereka memberikan standing ovation untuk Greene. Mereka berdiri menghormati Greene yang baru selesai pidato.
Kelihatannya Greene tidak akan tersingkir sepenuhnya. Mungkin akan ada kompromi. Misalnya Greene akan dimasukkan ke komisi usaha kecil. Kebetulan dia sendiri seorang pengusaha kecil –untuk ukuran Amerika.
“Saya ini korban cancel culture,” komentar Greene setelah pencoretan itu (Lihat Disway 25 Januari). Hari itu dia ke DPR dengan masker bertulisan Free Speech. Dia pun menolak tawaran untuk masuk ke komisi yang di Amerika dianggap yang paling tidak penting.
Sebelum pidato itu Greene justru masih melakukan penggalangan dana. Khusus untuk membiayai perlawanan atas mencoretannyi itu. Dia mengumumkan penggalangan dana itu sangat sukses. Hanya dalam waktu singkat sudah terkumpul dana USD 175 ribu. Sekitar Rp 2,5 miliar.
Greene pun mengucapkan terima kasih lewat Twitter-nyi. Mereka yang telah mengumpulkan dana itu dia anggap sebagai patriot utama. “Mereka itu terus menyerang saya karena saya mewakili kalian,” unggah Greene. “Kita tidak mau menyerah,” lanjutnyi.
Beberapa anggota DPR dari Demokrat sebenarnya mengusulkan Greene dicoret sekalian sebagai anggota DPR. Tapi tidak mungkin bisa terjadi.
Sehari sebelumnya Greene sebenarnya memang sudah minta maaf. Yakni di pertemuan internal fraksi Republik. Dia minta maaf karena pernyataan-pernyataan yang dianggap mengganggu partai. Tapi permintaan maaf itu tidak diucapkan di pidato sebelum pemungutan suara.