FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Perseteruan antara Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin dengan Wali Kota Terpilih tahun 2020, Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto) masih memanas. Kedua pihak jelang pelantikan masih enggan berkoordinasi meski Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah (NA) sudah beri isyarat.
Menurut pengamat Pemerintahan Universitas Bosowa (Unibos) Arif Wicaksono. Awal mula komunikasi mereka memanas usai Ketua tim transisi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar terpilih, Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi, Yusran Jusuf, beri statement keras kepada Rudy perihal Lelang Jabatan yang dibuka Pemerintah Kota Makassar.
Dalam pernyataan Yusran yang menyebut Pj Wali Kota seperti sudah kehilangan akal sehat disebut Arif Wicaksono akar masalahnya.
"Polemiknya berasal dari sejak dibentuknya Tim Transisi DP-Fatma yang diketuai Prof Yusran. Sejak saat itu, Prof Yusran lah yang terus aktif berpolemik di media, padahal, dalam konteks membentuk harmonisasi transisi, idealnya yang berkomunikasi memang adalah Pak Pj (Rudy) dengan Pak DP sebagai wali kota terpilih. Bukan antara Pj dengan Ketua Tim Transisi," jelas Arif Wicaksono kepada Fajar.co.id, Minggu (7/2/2021).
Arif menyebut, meski tim transisi adalah bentukan wali kota terpilih, Yusran dinilai tidak memiliki dasar legalitas komunikasi politik dalam menilai kinerja atau pengelolaan pemerintahan kota Makassar.
"Akhirnya, muncul kesan, Prof Yusran adalah 'pion' atau 'bumper' Pak Danny, dan otomatis juga yang jadi bulan-bulanan opini publik," tukas Arif.
Dalam pernyataan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah kemarin, Sabtu (6/2/2021) meminta PJ Wali Kota Makassar, Rudy Jamaluddin dan Wali Kota terpilih Danny Pomanto membangun komunikasi agar tidak terjadi kekisruhan dalam tatanan pemerintahan mendatang.
Hal ini disampaikan terkait adanya anggapan bahwa keputusan melakukan proses seleksi pejabat di lingkup Pemkot Makassar tidak sesuai aturan.
Menurut Nurdin Abdullah, penting membangun komunikasi antar kedua pejabat publik itu, sehingga nantinya setelah pelantikan wali kota terpilih tatanan pemerintahan dapat segera berjalan maksimal.
“Sebenarnya ini bukan menjadi masalah besar, ketika seorang PJ Walikota melantik sejumlah pejabat eselon dipemerintahannya meski sekalipun itu diakhir masa jabatannya. Asalkan, semuanya dikomunikasikan bersama dengan pejabat wali kota terpilih. Karena intinya adalah komunikasi. Saya sudah sampaikan ke Pj wali kota agar berkomunikasi dengan wali kota terpilih terkait usulan pejabat,” pesan mantan Bupati Bantaeng itu.
Sementara itu, Danny Pomanto menanggapi pernyataan itu mengaku siap membuka pintu bagi Rudy untuk bertemu dirinya. Apalagi niat untuk membahas soal program, ia sangat terbuka.
"Tidak ada masalah, palingan saya bilang, apakah sesuai dengan visi misinya kita, atau visi misinya siapa kan begitu, tidak ada masalah. Saya ini orang paling muda ditemui," jelasnya, Minggu (7/2/2021).
Namun, Danny Pomanto beri isyarat. Di mana Rudy Djamaluddin harus datang tanpa diwakili pejabatnya. Sebab, menurutnya, diskusi akan berjalan baik jika pemimpin bertemu secara langsung.
"Tapi janganko kirim ecek-ecek di rumah. Sekda saja tidak cocok, harus Pj langsung," ujarnya. (mg4)