Alasan Partai Baru Sulit Tembus Senayan, Prof Azyumardi: Mereka Tak Punya Sosok Seperti SBY, Prabowo hingga Paloh

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah partai politik yang baru muncul diprediksi susah mendapatkan suara di Pemilu 2024 mendatang.

Meski diakui, pada pemilu-pemilu sebelumnya, ada beberapa partai baru lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) dan melejit di hajatan politik lima tahunan.

"Partai baru rata-rata tidak bisa lolos ke Senayan, kecuali hanya beberapa saja, misalnya Nasdem, Demokrat, dan Gerindra. Kenapa Gerindra maju? Karena ada Prabowo di situ yang merupakan orang yang lama malang melintang di dunia politik," kata cendekiawan muslim Prof Azyumardi Azra, di kanal YouTube Bravos Radio Indonesia.

Kemudian Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang dipimpin pemilik Media Group Surya Paloh.

Partai ini didukung penuh dengan kampanye masif yang dilakukan oleh grup medianya, baik cetak maupun elektronik.

Partai Demokrat juga bisa berkembang dan maju waktu zamannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa.

Pada waktu itu lagi figur dan popularitas Presiden SBY mendukung perolehan suara Partai Demokrat.

"Partai Demokrat berkembang di zaman Pak SBY. Di luar ketiga partai itu enggak ada," katanya.

Bahkan partai yang didukung dana besar atau kuat keuangannya pun tidak serta merta bisa lolos ke Senayan.

Dia mencontohkan Perindo, meskipun didukung korporasi milik Hary Tanoesoedibjo, yang juga bos grup media lumayan besar.

Seperti diketahui, ada empat partai baru yang akan ingin turut meramaikan gelaran Pemilu dan Pilpres 2024.

Masing-masing Partai Ummat yang didirikan oleh Amien Rais, kemudian Partai Gelora yang di dalamnya ada mantan petinggi PKS yaitu Mahfudz Siddiq dan Fahri Hamzah.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan