Adapun kesembilan, sukses menggelar Piala Asia 2007 mendorong NH membuat lompatan lebih dahsyat dengan mencalonkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia (PD) 2022 dengan mengusung tema ‘Green World Cup, Save Our Plannet’.
Gagasan besar PSSI mendapat dukungan penuh pemerintah melalui Menko Kesra Aburizal Bakrie dan Menpora Adhyaksa
Dault.
Bahkan dengan terobosan mantan Komite Tetap Asian Football Confederation era 2005-2011 itu, FIFA maupun AFC memuji keberanian PSSI di bawah komando NH untuk bersaing dengan negara sepakbola maju seperti Inggris, AS, Rusia, Australia, Jepang, Korsel, Qatar, Belanda, dan Portugal.
Sayang, sikap pemerintah berubah 360 derajat setelah Menpora dijabat oleh Andi Alfian Mallarangeng.
Banyak pihak yang menyesalkan keputusan Pemerintahan SBY yang membatalkan pencalonan Indonesia karena peluang Indonesia sangat terbuka.
Faktanya kemudian, Qatar yang terpilih menjadi tuan rumah PD 2022 dan Rusia sebagai tuan rumah PD
2018.
“Sepakbola adalah aset sangat berharga bagi Bangsa Indonesia. Sepakbola menghidupkan ekonomi daerah dan nasional, memperkuat kohesi sosial yang multikultural, dan
memperkokoh rasa nasionalisme. Sepakbola juga merupakan alat diplomasi budaya yang
efektif di kancah dunia,” ujar NH.
Adapun susunan acara dalam penganugerahan honoris causa NH antara lain, pembacaan keputusan Rektor UNNES tentang penganugerahan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa terhadap NH.
Kemudian orasi ilmiah NH tentang "Penguatan Industri Olahraga Berbasis Koperasi Multi Pihak", sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali. Dan ditutup dengan penganugerahan dan penyerahan piagam. (*)