FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Indonesia timur, khususnya Sulawesi Selatan adalah gudangnya calon pemimpin di Indonesia. Pemilu akbar 2024 memang tiga tahun lagi. Sudah semestinya para kandidat mulai menampakkan diri agar sejak awal dapat dikenal masyarakat.
Apalagi untuk periode berikutnya tidak akan ada kandidat petahana yang maju mengingat Presiden Jokowi sudah berada pada periode kedua.
Sudah banyak tokoh-tokoh nasional yang muncul dari sini, mulai dari Jendral Yusuf hingga Jusuf Kalla (JK). Lantas siapa yang layak meneruskan ketokohan JK di kancah perpolitikan nasional?
Nama Menteri Pertanian periode 2014-2019, Andi Amran Sulaiman (AAS) perlahan mencuat sebagai tokoh alternatif nasional dari kawasan timur Indonesia. Pria kelahiran Bone, 27 April 1968 itu dinilai cukup menonjol dalam kategori sosok yang jujur, bersih, tegas, anti mafia serta memiliki kinerja yang baik di mata publik.
Pengamat Politik dari Universitas Bosowa Makassar, Arief Wicaksono menilai AAS saat ini setelah tidak lagi menjabat sebagai Menteri, mulai kembali menjadi rising star, tokoh alternatif yang menurut publik, mungkin saja bisa meneruskan ketokohan JK di panggung nasional.
"Tokoh lain yang juga sebenarnya bagus adalah Pak Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan pak Nurdin Abdullah (NA), tetapi beliau berdua saat ini masih memegang posisi struktural di pemerintahan, pak SYL adalah Menteri Pertanian pengganti pak AAS dan pak NA sekarang masih menjalani masa jabatan sebagai Gubernur Sulawesi Selatan," kata Arief kepada fajar.co.id, Senin (15/2/2021).
Jadi dari aspek kompetisi internal, menurut Arief, disitu AAS akan lebih berpeluang. Karena peluang itu, maka selanjutnya perlu juga diperhitungkan aspek geopolitik dan aspek ceruk dukungan, dalam konteks Pilpres 2024.
Setiap event pilpres, publik akan selalu cenderung menginginkan adanya representasi Indonesia Timur. Tentu kesana itu masih sangat panjang, tetapi segala sesuatunya harus dipersiapkan secara lebih cepat dan matang.
Arief mengatakan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh AAS, yaitu, pertama, beliau harus merumuskan gagasan ideal atau roadmap tentang ke-Indonesia-an, karena rumusan gagasan itu sangat penting bagi terbukanya jalan bagi langkah selanjutnya.
Kedua, menguji dan selalu menguji gagasannya, apakah gagasan itu sudah cukup representatif bagi seluruh rakyat Indonesia atau bagaimana. Cara mengujinya sederhana, AAS bisa saja berkeliling Indonesia untuk mendiseminasikan hal itu, di kampus-kampus, lalu bertemu dan brainstorming dengan tokoh-tokoh nasional yang lain.
Ketiga, dalam konteks meraih ceruk dukungan, beliau harus memiliki diferensiasi dari tokoh nasional yang lain, sebab diferensiasi dapat menjadikan peluang AAS menjadi lebih besar daripada figur-figur nasional lainnya yang biasanya memiliki kesamaan.
Keempat, AAS harus mengoptimalkan kekuatan jaringan politik di partai politik dan jaringan finansial pada kelompok-kelompok pengusaha nasional. Dan kelima, AAS harus punya berbagai skenario dan momentum untuk masuk panggung politik nasional.
"Soal pasangan AAS, nanti kita sama-sama cermati dulu, karena dinamika politik nasional sedang kencang-kencangnya saat ini, dalam berbagai isu yang menerpa pemerintah dan para elit politik. Jadi masih prematurlah kalau sekarang disebutkan," tukas Arief.
Sebagai masyarakat Indonesia Timur, tentu semua berharap, AAS bisa berpasangan dengan salah satu figur nasional yang punya kans menang dengan visi ke-Indonesiaan yang saling melengkapi dengan visi AAS ke depan.
Diketahui, nama Andi Amran Sulaiman masuk dalam survei tokoh nasional yang berpotensi kuat dalam kontestasi politik Indonesia ke depan. CEO Tiran Group ini bahkan merupakan satu-satunya tokoh politik asal Indonesia Timur yang masuk dalam daftar survei tersebut.
Amran Sulaiman matang di dunia bisnis. Usaha yang dirintisnya dari nol telah menjelma menjadi konglomerasi yang layak disandingkan dengan pengusaha nasional kelas kakap. Tidak banyak generasi dari Timur yang menyamai tangan dingin AAS dalam berbisnis.
14 perusahaan yang bergerak di berbagai lini usaha didirikannya di bawah bendera Tiran Group. Dari perspektif bisnis AAS adalah seorang jenius.
Di samping itu, AAS dalam waktu singkat mampu menunjukkan karakternya sebagai politisi professional di panggung nasional. Banyak yang mengenal AAS setelah diangkat jadi Mentan di kabinet Jokowi tahun 2014.
Prestasi dan kinerjanya semasa menjadi Mentan sangat spektakuler. Capaian WTP yang disematkan di kementerian yang sebelumnya jadi langganan skandal korupsi ini layak diapresiasi.
Belum lagi sejumlah penghargaan dari lembaga yang kredibel seperti FAO dan KPK, menunjukkan AAS sebagai sosok pekerja dengan disiplin dan integritas tinggi.
Amran juga sukses meraih berbagai penghargaan bergengsi yakni Tanda Kehormatan Satyalancana dari Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2007, FKPTPI Award 2011 di Bali dan yang terbaru penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana yang diserahkan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, November tahun lalu. (endra/fajar)