Lalu, Surya Paloh (0,6 persen), Najwa Shihab (0,5 persen), Muhaimin Iskandar (0,4 persen), Erick Thohir (0,4 persen), Nurdin Abdullah (0,4 persen), Nadiem Makarim (0,2 persen), dan lainnya (2,2 persen).
Ada yang menarik dari survei dengan pertanyaan terbuka ini, yaitu nama Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko tidak masuk.
Padahal, belakangan namanya santer diberitakan berambisi untuk mencalonkan diri sebagai Presiden. Sampai-sampai, dia dituding berkeinginan mengambil secara paksa kepemimpinan Partai Demokrat yang dipimpin AHY.
Selain pertanyaan terbuka, Parameter Politik Indonesia juga melemparkan 15 daftar nama calon presiden kepada responden.
Dari 15 daftar itu, dimasukkan nama Moeldoko. Tapi sayang, mantan Panglima TNI itu hanya di urutan terakhir.
Simulasi 15 capres dengan metode tersebut menghasilkan urutan nama sebagai berikut:
Prabowo Subianto (22,1 persen), Anies Baswedan (14,6 persen), Ganjar Pranowo (13,9 persen), Ridwan Kamil (6,3 persen), Tri Rismaharini (5,8 persen), AHY (5,3 persen), Sandiaga Uno (4,1 persen).
Jusuf Kalla (3,8 persen), Gatot Nurmantyo (3,8 persen), Sabdul Somad (2,9 persen), Mahfud MD (2,0 persen), Erick Thohir (1,8 persen), Khofofah (1,0 persen), Puan Maharani (0,8 persen), dan Moeldoko (0,2 persen).
Adapun yang masih-ragu-ragu dan tidak menjawab, masih cukup besar, yaitu di angka 12,0 persen.
Dan jika simulasi 10 nama dengan metode ada daftar nama calon presiden, hasilnya sebagai berikut:
Prabowo Subianto (23,1 persen), Anies Baswedan (15,2 persen), Ganjar Pranowo (14,9 persen), Ridwan Kamil (6,8 persen), Tri Rismaharini (6,5 persen), AHY (6,3 persen), Sandiaga Uno (4,0 persen), Jusuf Kalla (3,9 persen), Abdul Somad (3,7 persen), Gatot Nurmantyo (3,5 persen), dan yang ragu atau tidak memilih 12,1 persen.