FAJAR.CO.ID, SENGKANG -- Sejumlah petani Kecamatan Sabbangparu mendatangi Gedung DPRD Wajo, Kamis (25/2/2021). Petani mengeluhkan hasil panen yang diprediksi akan anjlok karena tidak tersuplai pupuk subsidi.
Bendahara Kelompok Tani (Poktan) Binawang, Mursan mengaku, memiliki persawahan seluas 2 hektare. Padinya sudah berumur 2 bulan, namun sampai sekarang tidak pernah ditaburi pupuk.
"Saya sudah beberapa kali ke pengecer CV. Rahayu Hadiwiguna di Kelurahan Sompe, stok pupuknya habis. Kosong terus," ujar Mursan.
Padahal, kata warga Desa Pallimae ini, jatah pupuk subsidi untuk Poktan Binawang pada musim tanam ini sebanyak 270 sak, terbagi dalam pupuk urea, ZA, dan NPK. Dari jatah itu, yang sudah diterima sebanyak 130 sak sehingga tersisa 140 sak.
"Padi kita sekarang berumur 2 bulan. Tetapi tidak pernah ditaburi pupuk. Sekarang kami mau minta sisanya (140 sak) tetapi stok di pengecer tidak ada," tegas Mursan.
Menurutnya, pemberian pupuk tahap pertama idealnya saat padi berumur 20 hari, agar menghasilkan cabang pucuk yang banyak. Sedangkan tahap kedua, ketika padi telah berumur 40 hari untuk memperkuat batang.
Dengan kondisi seperti ini, lanjut MUrsan, hasil panen yang diprediksikan pada pertengahan April mendatang bakal menurun sekitar 40 persen.
"1 hektare itu saya pernah panen 80 karung. Tetapi sekarang padi tidak tersentuh pupuk, kemungkinan turun sampai 30 karung," keluhnya.
Menanggapi keluhan petani, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Wajo, Muhammad Ashar mengaku, keresahan yang dialami petani sekarang, dampak dari pengurangan kouta pupuk bersubsidi dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI.