FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud RI, berupaya mewujudkan pendidikan cerdas bagi lulusan perguruan tinggi, utamanya pendidikan sarjana terapan D4 dalam diseminasi kepada Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Perwujudan ini diskusikan dalam Webinar yang ditayangkan secara live streaming dengan mengangkat tema 'Sarjana Terapan, Jawaban Industri Masa Depan'.
Webinar tersebut dihadiri oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendiknas) RI, Nadiem Makarim, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud, Wikan Sakarinto, dan Direktur Human Capital & Management PT PLN (Persero), Syofvi Felienty Roekman, serta pertinggi lainnya.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendiknas) RI, Nadiem Makarim, menyampaikan, tujuan program ini agar tidak hanya terampil di bidang yang dipelajari, tetapi memiliki kemampuan kreator, inovator, manager bahkan pemimpin.
"Pengetahuan dan kemampuan teknikal yang didapat di jenjang pendidikan sarjana terapan atau D4 merupakan jawaban atas kebutuhan industri dalam melatih peserta didik mengembangkan karakter adaktif, kreatif dan cerdas," tutur Nadiem dalam sambutannya di akun youtube Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Jumat (26/2/2021).
Lebih lanjut, Nadiem Makarim, menyebut, Kemendikbud khususnya Dirjen Pendidikan Advokasi, telah mendorong linked and Match antara pendidikan advokasi dengan dunia industri, sebagai bentuk fasilitas peserta didik dalam memaksimalkan potensi yang mereka miliki.
Oleh karena itu, Nadiem mengajak pihak industri dan dunia usaha menjalin kerjasama dengan pendidik di perguruan tinggi advokasi, untuk bergotong royong membenahi kurikulum, metode belajar mengajar, serta strategi riset, dalam memberikan pendidikan bermakna, sehingga mendorong inovasi dalam menjawab tantangan zaman.
"Kami yakin jika usaha ini dilakukan secara sungguh-sungguh, maka kita akan meraih cita-cita kiat bersama khusus yang berdaya saing tinggi, dengan sumber daya keahlian yang dimiliki di bidangnya juga jiwa kepemimpinan, sehingga kita semua berharap dan sepakat bahwa program sarjana terapan (D4) adalah Jawaban atas industri di masa depan," terang Nadiem.
Sementara, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud, Wikan Sakarinto, menyebut, saraja terapan (D4) ini, solusi berbagai problem banyak pihak, seperti halnya dari sisi user.
"Sarjan terapan ini jawaban banyak pihak, di mana industri akan mendapatkan lulusan yang lebih kompeten dengan softskill yang lebih kuat. Sarjana terapan ini, 60% peraktek, 40% materi, tetapi softskillnya itu lebih kuat. Seperti kemampuan komunikasi, leadership, project diesi learning, kreasi, riset terapan menjadi produk tidak hanya menjadi paper, Sehingga berangkat dari permasalahan nyata," jelas Wikan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Human Capital & Management PT PLN (Persero), Syofvi Felienty Roekman, menyebut, konsep linked and Match pendidikan vokasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), menjadi penting bagi lulusan sarjana terapan agar diserap cepat oleh industri.
"Ini menjadi penting bagi industri karenakan kompetensi terkait skill, team work serta memiliki adaptasi yang baik menjadi kemampuan yang dibutuhkan industri maupun dunia usaha lainnya bagi para lulusan vokasi ini," terang Syofvi. (mg1/fajar).