FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Namanya Ersa Sapri, 18 tahun. Dia mengaku menjadi saksi mata saat peristiwa penikaman berujung pembunuhan terhadap Ari Pratama terjadi di sebuah wisma di Jalan Topaz Raya, Makassar.
Dia juga sempat terekam kamera CCTV saat keluar dari kamar 210 lantai 2, yang juga sebagai tempat AA bersembunyi usai menikam Ari di kamar 214, pada Jumat (5/3/2021) pukul 05.00 WITA lalu.
Di kamar 210 yang menjadi tempatnya menginap dengan istrinya itu, Ersa sempat satu kamar dengan AA. Namun itu hanya berselang 17 detik saja.
Ersa menjelaskan, awalnya AA tiba-tiba masuk ke kamarnya tanpa permisi dan meminta tolong kepada dirinya untuk bersembunyi. Ia sama sekali tak tahu atau pun menaruh rasa curiga kepada AA yang baru saja menikam Ari.
"Dia (AA) tiba-tiba masuk ke kamar saya untuk minta tolong mau sembunyi. Jadi saya persilakan. Lalu saya keluar dari kamar karena memang saat itu saya memang mau keluar," kata Ersa, Minggu (7/3/2021).
Ersa pun mempersilakan AA bersembunyi di kamarnya di bagian kamar mandi. Setelah itu, Ersa pun keluar dari kamarnya menggunakan jaket jenis hoddie, celana pendek, dan sendal jepit dan terekam CCTV.
Saat Ersa keluar dari kamarnya, ia kaget saat melihat banyak darah yang berceceran di lantai. Dia pun mengikuti arah ceceran darah itu sampai ke meja resepsionis di lantai 1.
Namun di rekaman CCTV, tampak Ersa mengaku tak tahu dengan perempuan bertopi yang mengikutinya di belakang keluar dari wisma.
Namun saat ia berada di luar wisma, ia melihat banyak ceceran darah. Saat ia keluar lagi ke teras wisma itu, Ersa pun kaget. Ternyata ceceran darah itu milik Ari Pratama.