FAJAR.CO.ID, MAKASSAR— Pemprov Sulsel menghentikan tahapan lelang, hingga dua pekan ke depan. Dampaknya pelaksanaan proyek bisa terhambat.
Sekadar diketahui, semua proses tender proyek harusnya rampung awal tahun. Hal itu, sesuai arahan pemerintah pusat, terkait pelaksanaan proyek infrastruktur yang lebih cepat akan mendongkrak upaya pemulihan ekonomi masyarakat.
Tetapi Pemprov Sulsel mengambil keputusan yang berbeda. Proses tender terpaksa dihentikan, dengan alasan refocusing anggaran. Tender dihentikan hingga dua pekan ke depan.
Data yang dihimpun FAJAR, total 27 proyek yang sudah masuk tahapan lelang. Seperti Manajemen Konstruksi Stadion Mattoanging, Pembangunan Masjid 99 Kubah, hingga sejumlah proyek pembangunan jalan.
Plt Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sulsel, Andi Darmawan Bintang menjelaskan, keputusan ini terpaksa diambil oleh pemerintah. Pasalnya ada upaya refocusing anggaran, yang harus dituntaskan di internal Pemprov.
Awalnya ada total Rp196 miliar yang akan direfocusing. Tetapi belakangan jumlahnya kian bertambah. Salah satunya untuk keperluan pelunasan utang yang tak kunjung tuntas. Pemangkasan pun jadi opsi terakhir yang dipilih pemerintah.
“Seluruh proses lelang kita pending dulu, dalam satu atau dua minggu ke depan. Karena proses refocusing. Tak hanya belanja rutin, proyek infrastruktur pun demikian. Juga ada pemangkasan,” beber Darmawan Bintang, Jumat, (13/3/2021).
Hanya saja, lanjut Darmawan, untuk proyek infrastruktur berupa pemangkasan volume saja. “Misalnya untuk jalan yang awalnya dikerjakan 10 kilometer, mungkin dikurangi menjadi 8 kilometer. Yang pasti tetap jalan, tetapi volume pekerjaan yang berkurang,” ungkapnya.
Dia menambahkan, pihaknya masih akan menghitung berapa nilai ril yang bisa dipangkas per OPD. Mengingat beban keuangan juga sangat besar. Terutama untuk menuntaskan utang-utang pemprov kepada pihak ketiga.
Terpisah, Kepala Bidang Anggaran Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sulsel, Sakura menyebut, pemangkasan anggaran memang menjadi sesuatu yang tak bisa lagi ditawar. Kata dia, tak hanya untuk Covid-19, melainkan untuk penuntasan utang.
Di sisi lain, transfer pusat pun juga belum pasti. Sejauh ini baru sekitar Rp400 milir dana transfer pusat yang masuk. Sementara kebutuhan penggajian pegawai hingga tunjangan lain, juga mendesak.
“Mau tidak mau, pemangkasan anggaran juga akan lebih banyak. Karena prioritas utama kita sekarang ini bagaimana menyelesaikan utang dulu. Belum lagi pembayaran TPP pegawai dan yang lainnnya,” ucap Sakura.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, terdapat sejumlah program prioritas daerah yang mengalami pemangkasan, salah satunya bantuan keuangan ke kabupaten/kota. Awalnya dianggarkan Rp500 miliar, namun rencananya akan dipangkas menjadi Rp250 miliar. (Ful/fajar)