FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Partai Golkar yang digelar di Jakarta, 5-6 Maret lalu menelurkan keputusan luar biasa strategis yakni mendorong sekaligus mengusung Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto sebagai Capres di Pemilu 2024.
Hampir semua DPD dan sayap partai berlambang beringin rimbun tersebut menyuarakan pencapresan Airlangga pada Pilpres 2024 mendatang. Apa tidak terlalu pagi dan tergesa-gesa?
Politisi senior Golkar sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Nurdin Halid (NH) mengatakan justru keputusan tersebut agak terlambat, seharusnya di Munas lalu sudah diputuskan pencapresan Airlangga.
"Kenapa? Karena tahun 2024 itu tidak ada incumbent lagi. Pak Presiden kita sekarang ini kan sudah selesai sebagai kepala negara dua periode. Artinya, ini kan medannya sangat luas. Harus mencari ikan di laut lepas," tutur NH dalam keterangan resminya yang diterima fajar.co.id, Selasa (16/3/2021).
Artinya, jelas NH, ketika hendak mencari ikan di laut lepas, maka mesti dipersiapkan kapal besar, alat pancing yang canggih, logistik yang kuat. Itu tidak bisa dilakukan nanti di ujung semata.
Namun sekali pun demikian, hal itu sudah merupakan keputusan yang menurut NH sangat strategis, sehingga nantinya Partai Golkar tidak perlu sembunyi-sembunyi.
"Golkar itu sudah survey calon sejak awal, kita sampaikan ke rakyat bahwa Golkar itu punya program menjadikan partai politik sebagai pilar demokrasi. Golkar yang modern, yang ingin mencetak kader-kader yang mumpuni, punya idealisme, punya gagasan, punya karakter, melalui pembinaan di Golkar Institute," tegas putra asli Sulawesi Selatan tersebut.
Menurutnya, keputusan ini merupakan loncatan berpikir yang luar biasa. Inilah yang menjadi jualan Golkar kepada rakyat Indonesia, di samping berbagai program yang berkaitan dengan karya kekaryaan. Karena Golkar modal utamanya karya kekaryaan, kerakyatan yang manusiawi.
NH berharap energi positif ini harus segera digaungkan kepada rakyat sehingga rakyat bisa menilai Airlangga merupakan sosok atau figur yang diinginkan dan dibutuhkan oleh Indonesia demi masa depan bangsa.
"Apalagi beliau menyumbangkan achievement digitalisasi, sebuah tuntunan modern dengan revolusi 4.0 yang harus kita laksanakan dari sekarang. Ini juga adalah salah satu program primadona Pak Airlangga untuk mengelola bangsa ini. Jadi, menurut saya, pendapat orang, Golkar terlalu cepat memutuskan, ini tidak terlalu cepat," tandasnya.
Ia juga menilai, memang sejak dini butuh sosialisasi yang lebih massif. Meski Pilpres masih tiga tahun lagi. Persoalan nanti hasilnya apa, itu soal lain. Indonesia yang namanya calon pemimpin, cepat atau lambat, lambat atau cepat sama saja.
"Lebih baik dari sekarang, sehingga rakyat ada waktu cukup untuk menilai, daripada dihantam di ujung jadi tidak ada waktu untuk mempertahankan. Itu kalau saya. Pandangan Nurdin Halid. Dan Golkar sekarang sudah bagus, sudah punya calon, jadi rakyat tidak harus beli kucing dalam karung," tutup NH. (endra/fajar)