"Triknya sederhana, jangan biarkan petani Indonesia merugi. Kalau petani bangkrut, dia marah ada sanksi sosial yang harus ditanggung negeri ini yakni mereka malas atau berhenti tanam jagung," kata Amran lugas.
"Tapi kalau dia untung, kuburan pun dia tanami jagung. Gunung ditanami, lahan bekas sawit ditanami. Itu kalau petani untung. Kami pasang harga yang menguntungkan petani," sambungnya.
Amran juga menveritakan, kala 600 ribu ton jagung impor masuk di pelabuhan Surabaya bertepatan saat petani panen. Karena tidak sesuai prosedur, impor jagung tersebut ia tolak.
"Biar saya masuk penjara tidak apa-apa. Karena itu menghancurkan petani Indonesia seketika kalau pada saat panen tiba-tiba impor masuk," kisah Amran diselingi tepuk tangan.
Hitungannya begini, ia menjelaskan, harga jagung jatuh Rp1.000, rugi petani 2.000 X 20 juta sama dengan Rp 40 triliun ruginya petani Indonesia.
"Tapi kita tidak merasakan. Itu dosa jariyah, di persidangan akhirat akan kita rasakan kezaliman tersebut," pungkasnya.
Diberitakan, Presiden Joko Widodo memastikan bahwa pemerintah tidak akan mengimpor beras hingga bulan Juni 2021.Jokowi juga mengakui bahwa pemerintah memang menjalin MoU dengan Thailand dan Vietnam terkait pengadaan beras.
Namun, kerja sama itu dibuat hanya untuk antisipasi mengingat situasi pandemi yang penuh dengan ketidakpastian. Presiden memastikan, hingga saat ini beras tersebut belum masuk ke Tanah Air.
"Saya tegaskan sekali lagi, berasnya belum masuk," ujar Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat kemarin. (endra/fajar)