FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemrov) Sulsel menaikkan harga elpiji tiga kilogram tidak mendapat dukungan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto.
Menurut Danny, kenaikan tersebut bakal berdampak kepada ekonomi masyarakat. Terlebih saat ini kondisi masyarakat tengah susah diterpa pandemi Covid 19.
"Kita berharap ada harga yang punya pertimbangan dengan kondisi hari ini (pandemi Covid-19)," ujar Danny, Minggu (28/3/2021).
Meski demikian, Danny mengungkapkan dirinya tidak bisa berbuat banyak. Pasalnya, kebijakan penetapan harga gas elpiji tiga kilogram berada di pemerintah provinsi, bukan pemerintah kota.
"Kita cuma bisa bicara begini untuk memberikan pengertian kepada masyarakat karena penetapan seperti ini bukan daerah yang punya," ungkapnya.
Danny berharap agar pemerintah bisa memberikan kompensasi atas kebijakan ini. Jangan sampai kebijakan ini justru membuat masyarakat semakin menjerit.
Ia memberikan contoh dengan HET elpiji tiga kilogram sebelumnya yakni Rp15.500 masih ditemukan harga ecaran diluar HET. Bahkan ada juga yang mencapai Rp20.000 per tabung.
"Kalau mau dikasih naik, apa kompensasinya. Supaya masyarakat juga ada keseimbangan manfaat," tutur Danny.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) menaikkan HET tabung gas elpiji tiga kilogram menjadi Rp18.500.
Penetapan HET tersebut tertuang dalam Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penetapan HET Elpiji Tabung Tiga Kilogram.
HET elpiji tiga kilogram di Sulsel sebelumnya senilai Rp15.500 sesuai Pergub 6/2015. Peningkatan HET dinilai perlu karena selama lima tahun belum pernah ada penyesuaian, sedangkan biaya operasional telah banyak berubah.