FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Tirai bambu bergelantungan di halaman depan Wisma Topaz, Jalan Topaz Raya, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar.
Tirai dan seluruh bangunan di sana menjadi saksi bisu aksi penikaman yang dilakukan oleh Aisyah Alfika terhadap selebgram Ari Pratama terjadi, pada Jumat (5/3/2021) lalu.
Suasana mencekam tampak tak ada lagi di penginapan itu. Garis polisi yang sebelumnya dipasang saat kejadian, kini sudah tak ada.
Debu dan kotoran lainnya yang sempat hinggap di bangunan Wisma itu telah dibersihkan. Namun tetap saja, tampak dari luar, wisma yang terletak di kawasan bisnis di Makassar ini tampak sepi.
Hanya ada satu unit sepeda motor jenis Vespa, yang terparkir di sana. Entah siapa pemilik kendaraan klasik itu. Sampah yang sebelumnya berserakan, sudah disingkirkan dan dibuang.
Jika kita masuk ke ruang tamu atau loby, ceceran darah milik selebgram itu sudah tak ada. Aroma darah di sana sudah tak ada. Sebuah lampu pun telah menerangi ruangan itu.
Suasana wisma yang sebelumnya terlihat mencekam, kini telah lenyap. Tak ada lagi kesan horor di tempat menginapan itu. Hanya saja, tak ada satu pun orang yang berlalu lalang di wisma tersebut.
Kendati demikian, wisma tersebut juga tampak beroperasi seperti sedia kala, pasca rekonstruksi yang dilakukan oleh polisi dalam kasus pembunuhan di wisma itu telah digelar.
"Iya sudah (rekonstruksi)," kata Kanit Reskrim Polsek Panakkukang, Iptu Iqbal Usman, Sabtu (3/4/2021).
Setelah rekonstruksi, penyidik dari Unit Reskrim Polsek Panakkukang sementara merampungkan berkas perkara Aisyah Alfika. Wanita berdarah dingin ini adalah tersangka pembunuhan terhadap selebgram Ari Pratama.
Peristiwa pertumpahan darah itu terekam kamera CCTV yang ada di koridor Wisma Topaz, pada Jumat (5/3/2021) sekitar pukul 05.00 WITA.
Tampak Ari saat itu keluar dengan cara berlari dari kamar 214, lantai 2 yang ia huni bersama Aisyah yang tak lain juga adalah kekasihnya.
Dalam rekaman itu, Ari keluar kamar dengan cara berlari kecil sembari memegang dadanya yang bercucuran darah, akibat tikaman menggunakan sebilah pisau yang dilakukan oleh Aisyah di kamar itu.
Ari berlari ke lantai 1 dan meminta bantuan ke resepsionis Wisma. Sayang, bantuan tak kunjung datang, sementara luka di dada dan beberapa bagian tubuhnya semakin parah.
Darah pun sudah kehilangan banyak darah. Beruntung, kendaraan milik Polsek Panakkukang tiba di wisma dan membawa Ari ke RS Bhayangkara. Sayang, di perjalanan, Ari dinyatakan meninggal dunia.
Sementara tersangka Aisyah berhasil ditangkap di dalam Wisma itu yang sedang bersembunyi di kamar lain. Sebilah pisau yang ia gunakan membunuh Ari juga diamankan sebagai barang bukti.
tak menutup kemungkinan, Aisyah juga terancam hukuman mati atas pembunuhan berencana yang ia lakukan terhadap kekasihnya itu, hingga kehabisan darah dan tewas.
Aksi nekat yang dilakukan Aisyah terhadap Ari ternyata dilatari dengan rasa dendam. Hubungan cinta keduanya seakan dihantam ombak.
Ari seakan-akan ingin berpisah dengan Aisyah. Namun Aisyah menolak. Ia juga sempat mengaku hamil agar ia tak ditinggal pergi oleh Ari. Namun Ari tak merespon.
Niat untuk menghabisi nyawa Ari pun muncul di benak Aisyah. Beberapa kali ingin melakukan pertemuan dengan Ari. Namun gagal.
Hingga pada Jumat, (5/3/2021) pukul 03.41 WITA, keduanya pun sepakat bertemu di Wisma Topaz dan menginap di sana. Dua jam berselang, Aisyah pun menikam Ari yang sedang terlelap. Polisi menjerat Aisyah dengan Pasal 338 KUHP. Namun tak menutup kemungkinan, polisi juga menerapkan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
“Iya (terencana). Kita tunggu hasil penyidikan. Kita juga terapkan pasal 340 KUHP. Yang jelas kami punya waktu 20 hari. Tidak selesai hari ini perkaranya. Kami nanti akan kirim ke kejaksaan untuk di persidangan,” tegas Kanit Reskrim Polsek Panakkukang, Iptu Iqbal Usman. (Ishak/fajar)