Cing Ming

  • Bagikan

Sejak itu tidak ada lagi kuburan Tionghoa di Singapura. Di areal itu lantas didirikan apartemen pencakar langit dalam jumlah ratusan gedung. Robert tinggal di salah satunya.

Kuburan orang Islam pun ditata ulang di Singapura. Itu untuk menghemat tanah. Caranya: kuburan delapan turunan (generasi) harus dijadikan satu lubang. Satu ”bani” satu kuburan. Kuburan delapan generasi itu digali. Tulang-tulangnya dijadikan satu. Dibungkus kain putih. Diikat. Disembahyangkan. Dibacakan doa. Lalu dikubur di satu lubang. Lengkap dengan riwayat keluarga tersebut.

Di Tiongkok sekitar 50 juta orang mudik di Cing Bing tahun ini. Memang jauh dengan suasana Imlek: mencapai 450 juta orang yang pulang kampung.

Tapi tetap saja angka 50 juta itu tinggi –terutama Tiongkok kan negara Komunis. Di Indonesia banyak yang mengira semua orang Tiongkok itu komunis. Tidak. Dari 1,4 miliar penduduk, yang komunis sekitar 70 juta orang. Atau sekitar 5 persen.

Partai Komunis Tiongkok adalah ”partai kader”, bukan ”partai massa” seperti di Indonesia. Untuk bisa menjadi anggota partai sangat sulit. Harus mendaftar. Lalu harus ikut pendidikan awal. Harus lulus ujian. Pendidikan lagi. Ujian lagi. Lalu dicoba menjadi calon anggota dengan tugas khusus mengabdi di masyarakat.

Dari situ baru diputuskan apakah akan diterima menjadi anggota partai komunis. Setelah menjadi anggota pun masih banyak pendidikan partai yang harus diikuti. Juga harus ikut ujian lanjutan lagi.

Begitulah. Setiap tingkatan ada pendidikannya, ada ujiannya. Lalu ada penugasan untuk dinilai. Anggota yang merusak nama baik partai –perbuatan tercela, menyakiti rakyat, korupsi– akan ditindak. Sejauh ini tidak ada pejabat atau pimpinan BUMN yang ditangkap karena korupsi. Mereka selalu ditangkap karena ”melanggar disiplin partai”. Setelah di persidangan barulah terbuka: karena korupsi, menyalahgunakan kekuasaan, atau menipu, atau lainnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan