FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Karantina Pertanian Makassar menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan mengundang instansi terkait di lingkup Provinsi Sulawesi Selatan, para eksportir serta UPT di lingkup badan karantina pertanian.
FGD tersebut dibuka oleh PLT Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman didampingi oleh Kepala Badan Karantina Ali Djamil, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, A.M. Adnan serta PLT Kepala Karantina Pertanian Makassar Musyaffak Fauzi ini diadakan di Hotel Claro Makassar, Senin (05/04).
PLT Kepala Karantina Pertanian Makassar, Musyaffak Fauzi menyampaikan FGD dilakukan dengan melihat kondisi ekspor di Sulawesi selatan yang tengah menurun di era pandemi global yang menyerang seluruh dunia serta adanya hambatan teknis komoditas ekspor pertanian.
Menurut data ekspor yang dilakukan melalui wilayah layanan Karantina Pertanian Makassar sepanjang tahun 2020 terjadi penurunan dibandingkan dengan ekspor pada tahun 2019.
Penurunan tersebut tidak hanya pada frekuensi ekspor dimana pada tahun 2019 terjadi 1.593 kali ekspor sementara di tahun 2020 hanya terjadi 1.511 kali ekspor.
"Penurunan yang tidak signifikan ini juga berdampak pada nilai ekspor di tahun 2020 yang turut menurun dibanding dengan nilai ekspor di tahun 2019," terang Musyaffak.
Walaupun terjadi penurunan frekuensi ekspor di tahun 2020, namun komoditas porang, jagung, cabe dan kelapa justru mengalami peningkatan ekspor yang cukup pesat, hal tersebut berbanding terbalik dengan komoditas talas yang mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Dalam upaya penggiatan dan peningkatan kembali ekspor komoditas unggulan di Provinsi Sulawesi Selatan sepanjang tahun 2021 maka Karantania Pertanian Makassar melakukan inisiasi dengan mengadakan FGD yang bertemakan Strategi Peningkatan dan Penyelesaian Hambatan Ekspor Komoditas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan dalam Mendukung Percepatan Pencapaian Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks).
"Gratieks sendiri merupakan gagasan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menyatukan kekuatan seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian daru hulu sampai hilir," bebernya.
Gerakan jangka panjang yang digalakkan Kementerian Pertanian ini diharapkan mampu meningkatkan ekspor komoditas pertanian dengan cara yang tidak biasa untuk kembali mendorong roda ekonomi nasional.
"Mari kita bersama-sama berperan aktif guna peningkatan akselerasi ekspor di Sulawesi Selatan. Karena ekspor pertanian ini juga dapat menjadi bukti bahwa pembangunan pertanian dibawah kepemimpinan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah berada di jalur yang tepat," ujar Musyaffak.
Seperti diketahui, sektor pertanian berkontribusi sangat besar dalam tahap proses pemulihan ekonomi nasional.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga memasuki bulan kedua tahun 2021 sejauh ini sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan positif sebanyak 2,59% dengan subsektor tanaman pangan sebagai penyumbang tertingginya. (endra/fajar)