“Mungkin setelah sembuh itu Bu Maria sebenarnya terpapar Covid lagi,” ujar Dr Mo. “Bu Maria mungkin tidak merasakannya karena sudah punya antibodi,” ujarnyi. Paparan baru Covid itu, kata Dr Mo, seperti merangsang munculnya lebih banyak antibodi.
Saya tertawa lepas mendengar penjelasan itu. Orang yang sudah terkena Covid, sembuh, punya antibodi cukup, ternyata seperti diboster saat terkena Covid berikutnya.
Maria, dosen tari di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), itu kini lebih banyak di rumah. “Saya berkebun. Tanam sayur,” katanyi.
Rumah Maria, di dekat Depok, memang punya pekarangan luas: sekitar 4.000 m2. Kakak Maria, yang tinggal di sebelahnya, punya tanah 6.000 m2. Kalau digabung menjadi 1 hektare.
Dari tampilan di Zoom kemarin tidak terlihat lagi sisa-sisa kejengkelan Maria setahun lalu. Wajahnya cerah, senyumnya tulus dan bicaranya datar-datar saja. Padahal dia sempat jadi bulan-bulanan medsos.
Yang masih terlihat sewot adalah Ratri. Tapi sewotnya lucu –sewot masa lalu yang dia ceritakan sambil tertawa-tawa.
Waktu itu Ratri dan adiknya memang sempat menjadi bahan gosip tidak habis-habisnya. Mereka dituduh sebagai pembawa Covid ke Indonesia. Mereka digambarkan sebagai wanita pecandu dansa-dansi. Pun malam itu mereka digambarkan menghadiri pesta dansa. Lalu tertular Covid dari orang Jepang. Bahkan ada medsos yang menggambarkan Ratri itu penari telanjang.
Dia juga di-hoax-kan bahwa hari itu pacarnyi dari Jepang lagi ke Jakarta.
Keluarga Maria memang keluarga penari, tapi penari sebagai seni. Penari serius. Mulai tari Jawa, Bali, sampai tari modern.