FAJAR.CO.ID, JAYAPURA – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Waker bukan saja menembak seorang guru SD sampa tewas.
Usai melakukan tindakan keji terhadap korba bernama Oktovianus Rayo (43), KKB juga membakar tiga gedung sekolah.
Yakni SD Jambul, SMP Negeri 1 dan SMA 1 Beoga. Selain itu, rumah guru di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, juga dibakar. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (8/4) sekira pukul 18.15 WIT.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, diperkirakan para pelaku dari kelompok Sabinus Waker.
Kelompok tersebut sebelumnya juga melakukan penembakan terhadap seorang guru hingga meninggal dunia.
“Saat ini personel gabungan masih melakukan pengejaran terhadap KKB yang melakukan pembakaran,” ujarnya dilansir dari Cepos (jaringan PojokSatu.id), Jumat (9/4/2021).
Sampai saat ini, situasi di Distrik Beoga juga masih bisa dikendalikan personel di lapangan.
“Kami akan mengambil langkah-langkah penegakkan hukum terhadap para pelaku,” tegas Kamal.
Kamal menerangkan, anggota mengetahui pembakaran gedung sekolah tersebut dari kesaksian beberapa masyarakat.
Mereka datang ke Polsek Beoga melaporkan tentang adanya pembakaran ketiga gedung sekolah yang dilakukan oleh KKB.
Mendapat informasi tersebut, personel gabungan Polsek dan Polres Puncak mendatangi TKP.
Diketahui, tiga gedung sekolah tersebut sudah hangus terbakar.
Aksi keji KKB pimpinan Sabinus Waker itu mendapat kecaman keras dari Kapolda Papua Irjen Pol Matius D Fakhiri.
Menurutnya, guru semestinya dijaga dan dilindungi karena mendidik dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Papua.
“Guru dan tenaga medis tidak boleh dilakukan kekerasan oleh siapapun termasuk KKB,” tegasnya dilansir dari Cepos (jaringan PojokSatu.id), Jumat (9/4/2021).
“Saya selaku Kapolda mengutuk keras tindakan ini. Kami akan mengambil langkah langkah penindakan untuk penegakan hukum mencari siapa pelakunya,” sambungnya.
Pihknya menduga, para pelaku adalah KKB pimpinan Sabinus Waker yang sedang menuju ke ilaga atas undangan Lekagak Talenggen dan melakukan penembakan dalam perjalanan.
“Kelompok ini ke Ilaga dalam rangka penyelesaian perang suku. Saya berharap ada intervensi dari pemerintah daerah setempat sehingga orang-orang yang bukan warga Ilaga bisa keluar dari Ilaga dan tidak melakukan kekacauan Kamtibmas di Puncak,” pinta Fakhiri.(CendrawasihPost/Fajar)