FAJAR.CO.ID, GOWA -- Jemaah An Nadzir di Kabupaten Gowa telah menetapkan 1 Ramadan akan jatuh pada Minggu (11/4/2021) besok.
Dengan begitu, jemaah yang berdomisili di Jalan Poros Malino, Kelurahan Mawang, Kecamatan Somba Opu, Gowa, ini mulai sahur pada pukul 03.00 Wita.
"Insya Allah besok tanggal 11 April 2021, jemaah mulai berpuasa menyambut bulan suci Ramadan 1442 Hijriyah," kata Pimpinan Jemaah An-Nadzir, Ustaz Samiruddin, Sabtu (10/4/2021).
Dalam penentuan Ramadan, pihaknya melalukan beberapa tahapan. Berikut 12 tahap yang diterima dari Ustaz Samiruddin, yang disebutnya berdasarkan Alquran, hadis, dan pemantauan alam.
- Dalam menghitung dan menetapkan bulan, tentu tetap kita mengacu pada standar fundamental tiga sumber ilmu. yakni Alquran, hadis dan Ladunni (ilmu yang mengalir ke dalam kalbu seseorang tanpa diusahakan dan tanpa dipelajari).
Dalam hal ini, sesungguhnya banyak sekali dalil dalam Alquran yang bisa kita buka dan terkait dengan masalah ini. Misalnya surah Al Baqarah ayat 185, 187, 189. Surah Yunus ayat 5 sampai 6. Surah Yaasiin ayat 37 hingga 39 dan masih ada beberapa ayat lainnya.
Ada hadis Riwayat Abu Daud yang maknanya ialah, intailah bulan rajab untuk mengetahui syakban. dan intailah bulan syakban untuk mengetahui ramadan. Serta intailah bulan ramadan untuk mengetahui bulan syawal.
Pada hadis lain Nabi Saw berkata : "Berpuasalah kamu ketika melihat bulan dan berbukalah kamu ketika melihat bulan."
Dan masih ada beberapa hadis lain yang ada kaitannya dengan puasa yang dilakukan Rasulullah Saw.
- Jamaah An Nadzir dalam melakukan pemantauan bulan, maka titik mulai pertama yang dilakukan adalah menentukan tiga purnama. Yakni 14, 15 dan 16 hitungan bulan berjalan.
- Setelah menentukan tiga purnama 14, 15 dan 16, dari sini terus dihitung hingga 27, 28 dan 29 bulan berjalan.
- Pada hitungan tiga bulan terakhir 27, 28 dan 29, kita akan perhatikan jam terbitnya bulan di ufuk timur, sambil melihat bayangan bulan bersusun dengan menggunakan kain hitam tipis.
- Ketika bayangan bulan bersusun tiga, berarti sisa bulan dua hari lagi. Jika bayangan bulan bersusun dua, berarti sisa bulan tinggal satu hari lagi.
- Pada saat bulan akan berakhir, biasanya secara sunnatullah, yang ditandai dengan beberapa fenomena alam. Seperti guyuran hujan disertai kilat dan guntur, serta tiupan angin agak kencang. Yang sekiranya kita berada di pinggir laut, maka kita akan menyaksikan perubahan arah perahu utara - selatan berbalik menjadi timur - barat.
- Fenomena alam sebagai tanda terakhir terjadinya pergantian bulan. Yakni ketika air laut sudah mengalami pasang kondak. Pasang komdak ini adalah pasang puncak dan tertinggi air laut, yang terjadi karena adanya gaya gravitasi bumi akibat antara bumi, bulan dan matahari berada pada posisi sejajar dalam bentuk horizontal.
- Pada saat terjadinya pasang kondak, berarti pergantian bulan telah terjadi. Misalnya, bulan rajab ke syakban, bulan syakban ke ramadan dan atau bulan ramadan ke syawal.
- Ketika bulan sabit terbit di timur pada subuh hari, itu artinya bulan tua. Dan ketika bulan sabit sudah terbit di Barat, itu artinya sudah bulan baru. Terbitnya bulan baru di barat, lebih sering dibawah garis horizontal atau dibawah ufuk.
Bahkan terkadang sampai 10 derajat di bawah ufuk garis horizontal. Sehingga bulan baru sangat sulit disaksikan muncul di atas ufuk barat.
- Batasan terbitnya bulan di timur pada subuh hari adalah fajar siddiq dan bukan fajar kasyib. Makanya, kita juga perlu memahami batasan fajar siddiq dan fajar kasyib.
- Ketika bulan terbit di timur pada waktu fajar kasyib, maka bulan berjalan masih sampai ke ufuk barat. Sedangkan ketika bulan terbit di timur saat sudah fajar Siddiq, maka yakinlah bahwa perjalanan bulan sudah tidak sampai ke ufuk barat.
Artinya, akan terjadi pergantian bulan di jalan. Bisa pagi, siang atau sore hari. Nah, disinilah pentingnya kita memantau pasang kondak sebagai tanda terakhir terjadinya pergantian bulan.
