FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin Covid-19 asal Tiongkok, CoronaVac dari Sinovac, kini sudah digunakan di banyak negara termasuk Brasil dan Indonesia. Pelaksanaan vaksinasi berkejaran dengan munculnya berbagai varian mutasi SARS-CoV-2. Meski begitu vaksin Sinovac terbukti bisa mengekang mutasi virus dan menurunkan jumlah pasien Covid-19 dengan kondisi berat.
Hasil awal dari sebuah studi di Brasil menunjukkan satu dosis CoronaVac, masih sekitar 50 persen efektif melawan gejala Covid-19 di kota Brasil. Brasil juga menghadapi tantangan munculnya varian P.1 sehingga membuat penyintas rentan terinfeksi kembali.
Kabar baiknya, penelitian di Brasil membuktikan dua dosis CoronaVac membuat mutasi virus tak mampu menghindari vaksin. Artinya vaksin masih efektif mengendalikan mutasi. ’’Ini adalah kabar baik dan mendukung penggunaan berkelanjutan vaksin ini di Brasil dan negara lain dengan sirkulasi varian yang sama,’’ kata seorang dokter dan peneliti di Oswaldo Cruz Foundation, Julio Croda, yang memimpin penelitian tersebut seperti dilansir dari Science, Minggu (11/4).
Syaratnya, kata dia, perlindungan vaksin akan terlihat setelah dosis kedua. Meskipun efektivitas Sinovac hanya 50 persen jauh di bawah perlindungan dunia nyata dari vaksin Barat seperti Pfizer dan Moderna dengan efikasi 90 persen, namun diyakini tetap masih cukup baik untuk mengekang penyebaran penyakit.
Tak hanya itu, vaksin tersebut memiliki tingkat kemanjuran dalam uji klinis dan memenuhi syarat untuk penggunaan darurat di banyak negara serta memenuhi ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Selain itu, kata Croda, CoronaVac kemungkinan menawarkan perlindungan yang jauh lebih besar terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian. ’’Itu terlihat dalam dua uji kemanjuran dosis yang dilakukan di Brasil dan negara lain. Studi masih terus berlangsung,’’ kata Croda.