IAS Bakal Lalui Jalan Terjal Rebut Kembali Kursi Ketua Partai Demokrat Sulsel

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), mantap ingin maju dalam Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat Sulawesi Selatan.

Partai Demokrat Sulsel dijadwalkan paling cepat menggelar Musda pada Juni tahun ini. Agenda utamanya pemilihan calon ketua DPD.

IAS digadang-gadang jadi penantang kuat petahana Ni'matullah Erbe yang juga berkeinginan mempertahankan posisinya sebagai ketua DPD Demokrat Sulsel.

Pengamat Politik Universitas Hasanuddin, Sawedi Muhammad, menyebut, rencana IAS untuk maju sebagai calon ketua DPD Partai Demokrat Sulsel patut diapresiasi.

IAS dinilai sebagai figur bertangan dingin yang memiliki jam terbang yang sangat mencukupi untuk kembali tampil di panggung politik Sulsel.

IAS juga dikenal memiliki jejaring luas di berbagai kabupaten yang sudah lama dirintis, dibina dan dijaga dengan baik.

"Selain itu isteri IAS (Aliyah Mustika Ilham) adalah politisi PD yang sudah dua kali terpilih menjadi anggota DPR RI. Akan tetapi hal tersebut tidak menjamin pencalonannya sebagai Ketua DPD Demokrat Sulsel akan berjalan mulus," ucap Sawedi Muhammad kepada fajar.co.id, Rabu (14/4/2021).

Mengapa demikian? Sawedi pun menjabarkan indikatornya. Pertama, Ni'matullah Erbe sebagai Ketua DPD Demokrat masih berniat maju sebagai Ketua. Sosok Ni'matullah Erbe bukanlah politisi sembarangan.

Ni'matullah juga dianggap sebagai loyalis ring satu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang jasanya sangat besar dalam mempertahankan keutuhan PD saat digoyang oleh Moeldoko.

"Ni'matullah tampil di garis terdepan memimpin seluruh Ketua DPD Demokrat se-Indonesia untuk menyatakan sumpah setia pada kepemimpinan AHY," cetusnya.

Ni'matullah juga dianggap sangat lihai memanfaatkan momentum dan tampil di garda terdepan membela AHY.

Kedua, Ni'matullah berhasil melakukan konsolidasi PD dengan baik selama masa kepemimpinannya. Relatif tidak ada gejolak politik di DPC yang menggoyahkan kepemimpinannya.

Berbicara soal peluang IAS merebut kembali takhta yang pernah direngkuhnya pada periode 2011 - 2014. Menurut Sawedi, sebagian besar masyarakat tahu bahwa IAS adalah mantan terpidana korupsi.

Meski tidak ada aturan yang melarang untuk tampil di panggung politik, kesan sebagai mantan napi bisa saja menjadi ganjalan sosial psikologis untuk memimpin PD.

"Terlepas dari plus minusnya, IAS bisa saja mengalahkan Ni'matullah di Musda Juni mendatang. Akan sangat tergantung strategi dari keduanya dan juga timnya untuk meyakinkan pemilik suara," jelasnya.

Yang pasti, Musda Demokrat akan berlangsung sangat dinamis. Kemampuan merebut suara terutama di DPC menjadi penentunya. Ni'matullah sebagai petahana memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dibandingkan IAS.

"Sebagai petahana, Ni'matullah memiliki otoritas untuk 'menertibkan' DPC-DPC yang dia anggap tidak mendukungnya serta menggunakan fasilitas dan diskresi yang melekat pada jabatannya untuk memperoleh suara terbanyak," beber Sawedi.

Dikatakan, satu hal yang bisa dilakukan IAS adalah memanfaatkan keunggulan differential yang dimilikinya. Merebut suara DPC bisa saja dilakukannya dengan berbagai cara, termasuk memanfaatkan pengaruh istrinya sebagai anggota DPR RI.

Sawedi lalu berpendapat, politik di internal Parpol saat ini sangat dinamis dan susah ditebak. Para pemilik suara tidak bisa diklaim akan loyal kepada siapa pun. Hasilnya sangat tergantung pada kekuatan lobby dan tawar menawar kepentingan.

"Loyalitas terhadap partai hari ini tidak direkat oleh pilihan ideologis, tetapi lebih pada orientasi jangka pendek yang sangat pragmatis. Baik IAS maupun Ni'matullah sangat paham bagaimana karakteristik dan prilaku politik aktivis dan fungsionaris partai. Keduanya paham bahwa dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang abadi hanyalah kepentingan," pungkas Sawedi Muhammad.

Ilham Arief Sirajuddin secara tegas ingin kembali menduduki jabatan strategis yang selama tiga tahun pernah ia duduki.

Tak tanggung-tanggung, ia menargetkan Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu menang Pemilu di Sulsel tahun 2024 mendatang. Kursi ketua parlemen Sulsel pun ia janjikan untuk kader Demokrat.

"Saya optimis Demokrat menang di Sulsel. Saya pernah memimpin partai ini tiga tahun 2011 - 2014. Kala itu saya dapat 11 kursi. Jika saya tidak bersoal hukum, bisa saja Demokrat pemenang Pemilu waktu itu," beber IAS di Makassar, akhir pekan kemarin. (endra/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan