Fisika Nusantara

  • Bagikan

Oleh: Dahlan Iskan

YANG saya ”sentil” di Disway kemarin akhirnya turun gunung: Prof Dr Puruhito, ahli bedah jantung terkemuka itu.

Saya sendiri percaya: sebuah turbulensi akan menghasilkan lompatan kemajuan. Itu kalau turbulensi tersebut dikelola dengan baik.

Teori fisika mendoktrinkan itu. Saya tidak tahu siapa yang seharusnya mengelola turbulensi kasus Vaksin Nusantara ini. Dari sini kita akan bisa melihat: apakah turbulensi sekarang ini hanya akan menghasilkan kekacauan atau akan membuahkan lompatan ke depan bangsa kita. Semua tergantung si pengelola turbulensi.

Tulisan Prof Puruhito ini akan melihat dari sisi kedaruratan kedokteran, yang ternyata menjadi salah satu titik berat ajarannya di kampus:

***

Beberapa minggu ini saya membaca berbagai” komen” di medsos tentang kontroversi Vak-Nus yang ditulis oleh berbagai tokoh dan ilmuwan, sejawat dokter, dan jurnalis terkenal Dahlan Iskan yang akhirnya ”menyentil” saya untuk menanggapi masalah tersebut.

Sebetulnya saya ”enggan” memberi komen tentang vaksin itu sendiri, karena memang bukan keahlian saya, meskipun saya juga concern dengan pandemi Covid 19 serta upaya menanggulanginya yang menghabiskan dana, energi, juga ribut-ribet ilmiahnya yang ada di berbagai wahana sosial dan komunikasi yang berkembang di era modern ini.

Kemudian membaca tulisan dari Assoc Prof Sulfikar Amir, sosiolog bencana dari Nanyang Technological University yang berjudul Kewarasan Ilmiah dan Kedaruratan, saya jadi tergerak untuk menceritakan apa yang pernah terjadi di bidang yang saya tekuni, bedah jantung, yang saya pelajari sejak tahun 1969 di Jerman dan kemudian merintis pengembangannya di Surabaya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan