Upaya menanggulangi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia ini memang menantang banyak pihak untuk mencari cara pengobatannya maupun cara mencegahnya, termasuk mencari berbagai obat baru atau meracik obat-obat yang ada, dan upaya membuat vaksin untuk mencegah dengan cara membuat imunitas tubuh kita.
Dalam ”kedaruratan” yang terjadi sekarang ini, maka sejumlah “terobosan” disajikan oleh banyak ilmuwan kesehatan (kedokteran, Farmasi, dan lain-lain) di seluruh dunia dengan bayangan ”darurat medis” untuk segera menghasilkan obat dan vaksin yang cespleng tadi.
Kembali pada bidang keahlian saya, bedah jantung, maka saya selalu menceritakan di kuliah saya maupun kepada para calon calon ahli bedah jantung dan mahasiswa kedokteran, juga kepada para awam di ceramah ceramah tentang bedah jantung, kejadian di tahun 1896 (!!!) di mana seorang professor Jerman, Rehn (Ludwig Rehn, 1849-1930) pada waktu itu sebagai ahli bedah umum (belum ada spesialisme waktu itu) menolong (menyelamatkan nyawa) seorang yang ditusuk dengan pisau di dadanya di suatu Taman Kota di Frankfurt (saya juga tidak dapat membayangkan suasana waktu itu bagaimana).
Korban dibawa ke IGD Rumah Sakit di mana Prof Rehn lagi jaga, dan dengan ”bondo nekatnya” (ya benar, demikian pengakuan beliau di publikasinya); …. ”dengan perasaan takut bahwa pasien tersebut tidak dapat diselamatkan dan mati”, tanpa ragu Rehn menjahit otot jantung yang terluka pisau tersebut dan berhasil menghentikan perdarahan dan menyelamatkan nyawa pasien itu (pasien hidup).