FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Momentum Ramadhan pemicu paling positif dalam mendorong aktivitas ekonomi. Bahkan, momen ini punya andil penting mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konsumsi masyarakat.
Makanan, sandang, dan jasa (transportasi dan pembayaran) adalah komoditas dan sektor paling banyak disasar.
Direktur Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulsel, Endang Kurnia Saputra menilai geliat perputaran ekonomi dimungkinkan dapat terjadi pada pekan ketiga Ramadan.
"Aktivitas masyarakat masih biasa saja, belum terjadi peningkatan. Mari kita tunggu minggu ketiga bulan Ramadan, lazimnya aktivitas konsumsi mulai meningkat," kata Endang di Makassar Kamis (22/4/2021).
Pelonggaran aktivitas oleh pemerintah diakui dapat memberikan dampak positif. Pemerintah membuka tempat-tempat seperti pasar secara lebih leluasa. Rumah makan dan hotel dapat menerima konsumen.
Sekretaris Apindo Sulsel, Yusran IB Hernald menambahkan, meningkatnya daya beli masyarakat pada bulan Ramadan bisa dilihat dari tingginya kebutuhan akan bahan makanan.
"Iya meningkat, harga bahan baku mulai merangkak naik. Kebutuhan akan bahan makanan meningkat pesat seiring kebutuhan masyarakat yang berpuasa," ujar Yusran.
Selain itu, kata dia, program vaksinasi Covid-19 membuat pemerintah juga semakin yakin dalam penanggulangan penyebaran Covid-19.
"Kehadiran vaksin diyakini dapat menurunkan angka penularan virus. Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakan mengikuti kondisi tersebut," paparnya. (endra/fajar)