Mualaf Sejak Bocah, Disunat Tanpa Ketahuan Ortu, 2017 Dirikan Masjid

  • Bagikan

“Waktu sunat saya pamit kepada orang tua kalau ada acara di sekolah. Tidak bilang kalau mau sunat,” tutur Ustaz Mahdi sambil tersenyum.

Setiap hari, Ustaz Mahdi kecil juga curi-curi waktu untuk salat di rumah agar tidak ketahuan orang tuanya. Namun pada akhirnya orang tuanya tahu. Lambat laun orang tua bisa menerima. Bahkan menjelang akhir hayat, ibunya memeluk agama Islam.

“Sebagai anak, saya menunjukkan bahwa Islam adalah agama kasih sayang lewat berbakti kepada orang tua. Walaupun berbeda agama,” jelasnya.

Oleh gurunya, ia diberi nama Mahdi. Nama ini mempunyai arti “orang yang diberi petunjuk".

Ustaz Mahdi menambahkan, meskipun keluarganya memiliki agama yang berbeda-beda, namun saling toleransi. Mereka masih sering berkunjung, tanpa saling menjelekkan satu sama lain.

“Silaturahmi dengan saudara masih terus jalan. Walaupun berbeda agama,” ujarnya.

Pada 2017, Ustaz Mahdi mendirikan masjid mirip kelenteng. Namanya Masjid Al-Mahdi, sesuai namanya. Sekilas memang seperti tempat ibadah umat Konghucu. Mulai dari atap sampai warna bangunan didominasi merah. Di beberapa sisi bangunan juga dihiasi lampion khas Tiongkok.

Ustaz Mahdi mengakui, arsitektur Masjid Al-Mahdi terinspirasi dari masjid-masjid yang ada di Tiongkok. Apalagi sekarang warga Negeri Tirai Bambu itu sudah banyak yang memeluk agama Islam.

”Sekarang masjid di berbagi negara berbeda-beda model bangunannya. Menyesuaikan budaya yang ada. Termasuk di Tiongkok,” ujarnya.

Ia menuturkan, lewat pembangunan masjid berarsitektur Tionghoa ini, Ustaz Mahdi ingin menunjukkan bahwa Islam tersebar di berbagai negara. Latar belakangnya sebagai warga keturunan Tionghoa juga memengaruhi pembangunan masjid tersebut.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan