FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Jelang perhelatan Musyawarah Wilayah (Muswil) PPP Sulawesi Selatan, peta arah dukungan terhadap bakal calon ketua kian dinamis.
Muhammad Aras, sang petahana percaya diri mempertahankan takhtanya. Sementara Imam Fauzan, politikus muda putra eks Waketum PPP Amir Uskara siap mengadang langkah Aras.
Beberapa sesepuh partai Kakbah menyarankan Aras dan Fauzan berkolaborasi di Muswil demi kejayaan PPP di Pemilu 2024. Muslimin Mahmud misalnya, menyarankan Fauzan berpikir ulang untuk maju di Muswil.
Ia menginginkan Aras tetap menjadi ketua DPW PPP Sulsel dan Imam Fauzan menjadi Sekretarisnya. Pertimbangan tersebut bukan tanpa sebab, guna meminimalisir potensi perpecahan di tubuh PPP Sulsel saat ini.
Menanggapi pendapat itu, Ketua Angkatan Muda Kakbah (AMK) Sulsel, Rachmat Taqwa sangat menyayangkan pola pikir demikian. Dikatakan, mestinya para sesepuh PPP memberikan ruang kepada anak muda untuk berbuat di Partai. Umur bukan sebatas angka, tapi kalau orang itu mampu memimpin kenapa harus dibatasi.
"Kalau mau diduetkan Aras dan Fauzan, artinya Muswil kali ini hanya pemilihan sekretaris dong. Bukan pemilihan ketua," cetusnya saat dijumpai di Kantor DPRD Makassar, Senin (26/4/2021).
Tentu, tegas Rachmat, Imam Fauzan punya segala kapasitas untuk memimpin PPP Sulsel. "Sangat layak. Ini bukan bercandaan. Ini Sulsel patron dari Indonesia timur," tukasnya.
Soal Fauzan mengandalkan ayahnya Amir Uskara yang juga Ketua Fraksi PPP DPR RI, Rachmat menilai itu sah-sah saja. Tapi Fauzan punya kapasitasnya sendiri.
"Dia lulusan luar negeri (James Cook University Singapura), Ketua Fraksi PPP DPRD Sulsel, bahkan ia pindah dapil pada Pileg 2019 lalu tetap saja terpilih," beber Rachmat.
Kalau sepuh sudah bersikap begini, Rachmat pun pesimis akan pola regenerasi yang tengah digagas Ketum PPP Suharso Monoarfa. Katanya, siapa lagi yang mendukung anak muda kalau bukan yang muda.
Adapula suara yang mengatakan Fauzan masih terlalu muda memimpin partai, belum matang.
Rachmat kembali menyanggahnya. "Seandainya dia bukan orang berpendidikan, lulusan luar negeri, bukan ketua fraksi, wajar saja disebut tidak layak. Tapi kan Fauzan memenuhi semua syarat yang disebut Ketua Umum bahwa dia mencari millenial modern yang cerdas dan berkompeten, bisa bahasa Inggris, bagus hafidz Quran-nya, ketua fraksi dan mampu membuktikan di pemilihan kemarin," lanjutnya.
Oleh sebab itu, Legislator Makassar tersebut meminta para politikus senior PPP untuk bersikap bijak. Jangan mematikan karir politisi muda. Ia minta generasinya disupport yang tua. Karena kelangsungan PPP ada di tangan pemuda.
"Kalau kita tidak diberi ruang, regenerasi tidak akan tercipta di PPP Sulsel," pungkas Rachmat. (endra/fajar)