FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Suheri, satu-satunya kru KRI Nangagla 402 yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS), turut gugur bersama 52 awak kabin lainnya. Di halaman rumahnya, Bronggalan Sawah Gang IV, Kelurahan Pacarkeling, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, dipadati karangan bunga pada Senin (26/4).
Beberapa karangan bunga yang datang, di antaranya dari Wakil Wali Kota Surabaya Armudji, Direktur serta Seluruh Staf Sekolah Pascasarjana Universitas Katolik Widya Mandala, Panglima Koarmada II Laksda TNI Sudihartawan, dan Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono.
Ketika JawaPos.com datang di tempat, rumah Suheri dipadati tetangga dan keluarga. Pihak keluarga menyiapkan tenda dan beberapa kursi. Di halaman rumah tersebut, tampak tiga anggota TNI AL yang berjaga. Hal yang sama juga tampak di halaman rumah alm Lettu Anang Sutrianto di Manukan Yoso, Kecamatan Tandes Surabaya. Di tempat itu, beberapa anggota TNI AL tampak berjaga.
Menurut keterangan salah satu anggota yang enggan disebutkan namanya, beberapa anggota yang masih seangkatan dengan Anang akan mengadakan pengajian bersama.
Istri almarhum Lettu Anang, Maya, enggan diwawancara. Dia didampingi kedua putranya dan keluarga ketika menerima tamu.
Mengenakan jilbab biru tua, Maya didampingi dua putranya. Matanya masih sembab. Suaranya terbata-bata ketika menerima kunjungan tamu. Pelatih Pramuka Kwarcab Surabaya itu hanya mengatakan terima kasih sudah berkunjung.
”Terima kasih sudah datang. Mohon maaf kesalahan suami saya,” ujar Maya.
Sayangnya, dari pihak keluarga dan sejumlah tamu yang takziah enggan diwawancara. Alasannya tidak diizinkan satuan TNI Angkatan Laut. (jpg/fajar)