Surau Tuo Taram, Simpan Al Quran Tulisan Tangan dan Sarat Cerita Keramat

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID -- Surau Tuo Taram merupakan pusat peradaban Islam tertua di Luak Limopuluah (Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh, Sumbar). Dibangun pada zaman Syekh Ibrahim Mufti, ulama keramat asal Timor Tengah, Surau Tuo Taram kini dikelola secara bergiliran.

Bersama surau ini, masyarakat Taram juga masih menyimpan Alquran tulisan tangan.
Surau Tuo Taram masih berdiri kokoh di Jorong Balaicubadak, Nagari Taram, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. Di bagian belakang surau ini, tepatnya arah ke samping kiri, Bukik Bulek (Bukit Bulat) yang sudah lama menjadi ’maskot’ Taram.

”Surau Tuo Taram masih seperti dulu. Bengunannya belum dipugar. Bahkan, catnya juga masih hijau seperti tahun lalu. Namun, para peziarah tetap banyak yang datang ke Surau Tuo,” kata Bambang Zulwadi, seorang rekan wartawan asal Nagari Taram kepada Padang Ekspres, Minggu (25/4).

Padang Ekspres sudah berkali-kali mendatangi dan mengabarkan sejarah Surau Tuo Taram buat sidang pembaca. Konon, surau ini berdiri semasa seorang ulama besar bernama Syekh Ibrahim Mufti, mengembangkan Islam di wilayah Luak Limopuluah (Kabupaten Limapuluh dan Kota Payakumbuh, serta sebagian wilayah Kampar, Riau).

Syekh Ibrahim Mufti yang dikenal luas sebagai Beliau Keramat Taram atau Tuanku Taram adalah ulama kharismatik. Namanya, tidak hanya dikenal di Nagari Taram. Namun, juga melekat di hati jamaah seluruh cabang tarikat (baik naqsabandi ataupun syatariah) yang ada di Sumbar, Riau, bahkan Malaysia.

Meski berjuluk Beliau Keramat Taram atau Tuanku Tuo Taram, namun Syekh Ibrahim Mufti bukan asli warga Nagari Taram. Sufiullah ini berasal dari Timor Tengah. Salah satu keturunannya yang pernah diwawancarai Padang Ekspres di Taram, yakni Ramli Datuak Marajo Basa, meyakini Syekh Ibrahim Mufti berasal dari Palestina.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan